“Ketiga faktor tersebut akan menjadi pendorong yang sangat baik bagi industri properti dalam rentang 8-10 tahun ke depan,” tutur John Riady.
Optimisme juga diutarakan Totok Lusida. Menurut dia, sektor properti akan kembali bergairah pada 2021. Sinyalemen itu seiring dengan optimism pemerintah mematok pertumbuhan ekonomi berkisar 4-5% pada tahun depan.
Baca Juga:
Sederet Biskuit Asal Malaysia Diklaim Mengandung Zat Pemicu Kanker
“Prospek 2021, dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi pemerintah yang berkisar 4-5%, kami optimistis sektor property akan bertumbuh,” ujarnya.
Hal itu, tambah dia, karena ada stagnasi harga proper ti sejak 2013-2020 sehingga harga properti di Indonesia sangat murah dibandingkan dengan negara Asean lainnya.
“Ini membuat para investor kemudian berani mengeluarkan investasi baru di bidang properti,” kata Totok Lusida.
Baca Juga:
Menteri PDTT: 20 Investor Akan Borong Produk Unggulan Desa di Bali
Dia mengakui, pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia memukul sektor properti. Namun, di tengah itu semua, masih ada segmen hunian yang cukup moncer, yakni rumah yang dibanderol di bawah Rp 1 miliar.
“Pada saat new normal, property mulai booming terutama di harga Rp 1 miliar ke bawah. Sehingga bisnis properti tahun 2020 ini bisa menjadi acuan kita di tahun 2021,” ungkap Totok Lusida.
Sementara itu, Mart Polman mengatakan, di tengah pandemi, permintaan properti menengah ke bawah terdampak secara negatif.