KONSUMEN.net | Industri perbankan menjadi salah satu sektor yang berhasil berbenah dan melakukan transformasi untuk menyesuaikan diri di era digital.
Sederet transformasi telah banyak dilakukan sejak sebelum pandemi Covid-19 menyerang.
Baca Juga:
4 Tips Sukses Bisnis Kuliner di Era Digital
Mulai dari perubahan layanan fisik ke layanan via Anjungan Tunai Mandiri (ATM), hingga perpindahan ke layanan online personal melalui mobile banking. Era digitalisasi memang mengubah perilaku nasabah di sektor jasa keuangan untuk mencari layanan yang semakin efisien.
Managing Director APAC Thought Machine, Nick Wilde mengatakan setiap perusahaan perbankan memang perlu melakukan modernisasi teknologinya agar terus eksis dalam persaingan layanan keuangan. Melalui digitalisasi, selain kebutuhan nasabah terpenuhi, biaya operasional bagi setiap bank bisa semakin ditekan dan efisien.
Dirinya juga tidak memungkiri modernisasi perbankan memerlukan investasi yang tidak sedikit. Maka dari itu, setiap bank memerlukan komitmen untuk terus melakukan modernisasi digital pada semua proses bisnisnya. Hal ini perlu dilakukan agar bisnis perbankan bisa bertahan dalam jangka waktu yang panjang.
Baca Juga:
Khofifah Indar Parawansa Dorong Pemuda Tingkatkan Keterampilan Hadapi Tantangan Global dan Digital
"Bank-bank saat ini saya pikir tengah mengalami persaingan ketat dengan berevolusinya platform ekonomi. Kita juga bisa melihat bahwa ketika modernisasi sudah dilakukan biaya operasional (sistem digital) akan jauh lebih rendah daripada legacy," jelas Nick dalam webinar Infobank, melansir detikcom, Jumat (15/7/2022).
Perkembangan digitalisasi yang semakin pesat dapat membuka berbagai peluang dan inovasi bagi Industri jasa keuangan. Chief Sales and Marketing Officer Soluix Finteknologi Indonesia Eryco Putra mengungkapkan terdapat peluang bagi perbankan untuk membuka diri dan menawarkan berbagai inovasi layanan keuangan.
Inovasi dilakukan bank digital dan pihak ketiga lainnya untuk bisa terhubung dengan sistem perbankan secara langsung melalui Application Programming Interface (API). Dengan demikian, bank maupun pihak ketiga bisa membangun penawaran layanan di atas infrastruktur yang telah diatur oleh penyedia layanan.
"Opportunity ke depan akan semakin banyak. Misalnya saja Social Media E-commerce yang membawa peluang tidak hanya pada ekosistem, tetapi juga pada bank. Bagaimana bank bisa menawarkan solusi (layanan keuangan) yang mudah kepada influencer, pembuat konten, dan SME," ucap Eryco.
Untuk melakukan hal ini, Eryco menyarankan agar perbankan tidak terpaku pada sistem bisnis turunan yang belum tentu bisa memenuhi kebutuhan.
Modernisasi pada teknologi, SDM dan proses bisnis perbankan diperlukan untuk menjalankan inovasi layanan. Meski demikian, dia mengatakan biaya untuk melakukan investasi pada modernisasi tersebut tidaklah murah.
Namun begitu, Eryco mengungkapkan transformasi digital dalam sebuah perbankan adalah sebuah proses bertahap sehingga bisa dilakukan secara berkala dan sedikit demi sedikit tiap tahunnya. Maka dari itu, perbankan perlu melakukan perencanaan pada pengembangan teknologinya.
Dirinya pun menyarankan agar setiap bank dapat membentuk tim pengembangan digital untuk melakukan survei terkait kebutuhan konsumen dan apa saja yang masih perlu ditingkatkan dari sistem saat ini. Dengan demikian, pengembangan secara bertahap dapat terus dilakukan dan tidak membebani keuangan perusahaan secara berkepanjangan. [JP]