Karena Perang Rusia-Ukraina?
Kenaikan harga LPG non subsidi ini berdekatan dengan peristiwa invasi Rusia ke Ukraina. Lalu apakah hal itu berkaitan dengan keputusan Pertamina menaikkan harga LPG non subsidi?
Baca Juga:
Pimpin Ekspose SPPBE di Deli Serdang, Mendag: Lindungi Konsumen, Jangan Sampai Dirugikan
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T; PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menegaskan, bahwa kenaikan harga LPG nonsubsidi itu lebih karena mengikuti kenaikan harga Contract Price Aramco (CPA). Saat ini posisi harga CPA mencapai US$ 775 per metrik ton, naik 21% dari harga rata2 CPA sepanjang 2021.
"Harga CPA memang masih tinggi meskipun belum ada perang Rusia Ukraina," tuturnya.
Harga Jual di Warung
Baca Juga:
Polres Gorontalo Utara Akan Selidiki Dugaan Penimbunan LPG 3 Kg
Pemilik warung gas di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Wawan mengatakan tidak tahu jika Pertamina menaikan harga LPG nonsubsidi hingga Rp 187 ribu hari ini. Tapi, ia menegaskan dengan harga terbaru itu maka mau tidak mau ia akan menaikan harga.
"Saya biasanya ambil gas yang 12 kilogram Rp 161 ribu, jualnya harga standar Rp 175 ribu. Kalau naik (jualnya) bisa Rp 200 ribuan," katanya, saat ditemui detikcom.
Sementara itu, pemilik warung gas lainnya, Dewi mengatakan tiga hari yang lalu membeli gas LPG nonsubsidi 12 kilogram dari agen seharga Rp 160 ribu dan menjualnya kembali di harga Rp 165 ribu.