PPPKI.id | Sebanyak 61 persen penyaluran AMDK atau air dan galon kemasan isi ulang terpapar sinar matahari, hujan, hingga debu lantaran diangkut dalam truk terbuka. Hal itu diungkapkan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) berdasarkan hasil survei se-Jabodetabek terkait kelayakan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).
Ketua YLKI Tulus Abadi menyebut AMDK atau air dan galon kemasan isi ulang yang semula sudah memenuhi standar tertentu, bisa jadi tidak direkomendasikan lantaran adanya risiko peningkatan zat bisphenol A (BPA) berpindah ke dalam air.
Baca Juga:
Kemasan Produk yang Menarik Perhatian Konsumen
"Pengangkutan (AMDK) itu tidak boleh terpapar sinar matahari, itu harus tertutup. Entah dengan mobil bak tertutup atau minimal menggunakan terpal. Tadi saya katakan 61 persen masih diangkut secara terbuka, artinya terpapar sinar matahari, kena debu atau hujan," beber Tulus dalam agenda daring Monitoring dan Pengawasan Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Jabodetabek.
"Dari sananya sudah memenuhi standar, tetapi ketika kemudian di jalan terpapar sinar matahari terpapar hujan, itu akhirnya berpotensi terkena zat-zat yang lain termasuk misalnya kandungan BPA-nya meningkat," sambung Tulus.
Dalam kesempatan terpisah, pakar teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor ikut menanggapi temuan tersebut. Menurutnya, kecil kemungkinan ada migrasi atau perpindahan BPA dari kemasan galon ke dalam air. Hal ini dikarenakan BPA tidak larut dalam air.
Baca Juga:
4 Hal Penting Orang Tua Ajarkan Anak Membaca Label Makanan Kemasan
"BPA Ini hanya larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, ester, keton dan sebagainya," beber Eko dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Senin (21/3/2022).
Penempatan di tempat terbuka nyaris mustahil membuat BPA bermigrasi lantaran produk galon umumnya dibuat aman dan kuat pada suhu tinggi.
Senada, pakar polimer Institut Teknologi Bandung Ahmad Zainal Abidin mengutarakan dalam pembuatan galon-galon di pabrik, kemungkinan masih terdapat monomer yang tak bereaksi atau terjebak di dalam plastik.
Namun, monomer yang tersisa biasanya tidak banyak.
"Sehingga jikapun terlepas tidak akan membahayakan bagi kesehatan," ungkap dia.
Apa sih memangnya BPA? Simak di halaman selanjutnya.
Zat kimia Bisphenol A umum digunakan untuk membuat kemasan plastik agar tetap keras dan tak mudah hancur. Namun, jika BPA bermigrasi dari kemasan plastik ke air lantaran pengaruh suhu dan durasi kontak, bisa memicu efek samping jika dikonsumsi.
Efek samping
- Peningkatan risiko penyakit jantung
- Kanker
- Kelainan organ hati
- Diabetes
- Gangguan otak serta perilaku anak kecil. [JP]