Perapki.WahanaNews.co | Diduga terlibat dalam penimbunan 30 ton Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Desa Bira, Kabupaten Bulukumba, anggota Polri yang bertugas di Direktorat Polisi Air Udara (Polairud) Polda Sulawesi Selatan diamankan.
Kasus ini terungkap setelah pihak Polres Bulukumba bekerjasama dengan Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Sulsel saat melakukan penggerebekan di rumah salah satu warga inisial MS yang menjadi lokasi penimbunan puluhan ton BBM bersubsidi tersebut. Dalam penggerebekan itu, tim gabungan mendapati seorang oknum anggota Polairud Polda Sulsel, pada Rabu (20/7).
Baca Juga:
Hut Ke-73 Polairud Tahun 2023, Kapolda Polda Papua: Berikan Pengabdian Terbaik kepada Masyarakat
"Kalau dari fakta di lapangan memang ada anggota Polairud di lokasi," Kepala Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Polres Bulukumba, Ipda Syamsir, Jumat (22/7).
"Kami hanya membantu tim dari Polda Sulsel," kata dia.
Syamsir menerangkan sebanyak 30 ton BBM bersubsidi ini diduga diperoleh dari sejumlah SPBU yang berada di Kabupaten Bulukumba. BBM-BBM yang ditimbun itu selanjutnya akan dijual ke kapal nelayan yang harga yang jauh lebih tinggi dari hari yang telah ditetapkan pemerintah.
Baca Juga:
Pengiriman Enam PMI Ilegal di Batam Digagalkan Baharkam Polri
"Kami masih mintai keterangan dari warga. Kalau anggota Polairud sudah dibawa ke Makassar," kata Syamsir.
Sementara, Kabid Humas Polda Sulsel, Kombes Pol Komang Suartana membenarkan pihak Propam Polda Sulsel telah mengamankan seorang anggota Polairud ketika dilakukan penggerebekan penimbunan solar di Bulukumba.
"Iya benar, kasusnya itu masih dalam pengembangan," kata Komang.
Meski demikian, oknum Polairud berpangkat Ajung Komisaris Polisi (AKP) belum diketahui berperan sebagai apa dalam kasus penimbunan BBM bersubsidi tersebut.
Namun, Direktur Polairud Polda Sulsel, Kombes Pol Supeno membantah jika anggotanya terlibat dalam penimbunan BBM bersubsidi. Ia mengatakan, bahwa oknum tersebut sementara melakukan penyelidikan.
"Tidak benar itu, dia sedang lidik kasusnya. Jadi hanya salah paham antara Paminal Polda dengan Polairud," kata Supeno. [tum]