Perapki.WahanaNews.co | Julianto Eka Putra (JEP), terdakwa kasus kekerasan seksual di SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, Malang, akhirnya ditahan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jatim.
JEP dijebloskan ke Lapas Klas I Lowokwaru, Kota Malang. Ia akhirnya ditangkap setelah diduga beberapa kali melakukan intimidasi terhadap sejumlah korbannya.
Baca Juga:
Guru Seni Budaya Diduga Lakukan Pelecehkan Kepada 11 Siswi SMKN 56 Jakarta
Intimidasi yang dilakukan oleh JEP adalah memaksa keluarga korban, agar tidak bersaksi di persidangan. Hal itu dilakukannya melalui telepon dan WhatsApp.
"Diintimidasi dengan SMS, WhatsApp. Ada keluarga yang dibujuk diberikan fasilitas sehingga orang tuanya mendatangi dan mengatakan anaknya tidak usah datang ke pengadilan dan mencabut semua kesaksiannya," kata Kepala Kejaksaan Jatim, Mia Amiati, Senin (11/7).
"Bahkan pada saat persidangan JPU mengalami kesulitan untuk menghadirkan saksi, karena adanya intimidasi dari terdakwa," tambahnya.
Baca Juga:
Polisi Lanjut Proses Hukum Dugaan Bullying Binus School Simprug
Mendapati hal itu, kata Mia, JPU pun sudah berulang kali memohon kepada majelis untuk menahan JEP. Pertama dilakukan sekitar April dan Mei lalu. Namun hal itu tak kunjung diakomodir.
Barulah pada pagi tadi, Senin (11/7), surat penetapan melakukan penahanan oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri itu dikeluarkan.
"Perlu kami luruskan bahwa, tidak ditahannya terdakwa (JEP) bukan adanya tebang pilih. Tapi kewenangan penahanan bukan ada pada kami, namun itu kewenangan majelis hakim," ujar Mia.
Penangkapan terhadap JEP sendiri dilakukan oleh tiga kompi personel Polda Jatim, di rumahnya, yang berada di perumahan Citra land, Surabaya. Terdakwa pun langsung ditahan di Lapas Lowokwaru Malang.
JEP dijadwalkan akan kembali menjalani persidangan di PN Malang dengan agenda tuntutan, pada Rabu (20/7) mendatang.
Sebagai informasi, 15 siswa SMA SPI menjadi korban kekerasan seksual oleh terdakwa JE. Ia merupakan pemilik lembaga pendidikan yang berlokasi di Kota Batu tersebut. [tum]