Perapki.WahanaNews.co | Irjen Ferdy Sambo setelah membunuh Brigadir J ternyata tak lantas membereskan mayat sang ajudan.
Ia malah mengontak Brigjen Hendra Kurniawan, yang saat itu masih menduduki jabatan Karopaminal Divpropam Polri.
Baca Juga:
PKS Gabung Koalisi Prabowo-Gibran, Ditolak Partai Gelora
Dialog pertama yang ia lakukan setelah membunuh Brigadir J dilakukan bersama Brigjen Hendra.
Menurut Seali Syah, istri dari Brigjen Hendra yang sempat pasang badan ke media, suaminya diminta untuk datang ke Duren Tiga, Jakarta Selatan, tempat dimana Brigadir J dibunuh.
Kronologinya, pada Jumat 8 Juli 2022 malam, Brigjen Hendra dikontak oleh atasannya untuk segera datang ke rumah dinas itu.
Baca Juga:
Libatkan Siswa Dalam Giat Kampanye Literasi, Dispusip Audiensi Sekolah-sekolah di Mamuju
Hendra kemudian mengabari sang istri berkaitan perintah Sambo. Kala itu, menurut Seali, suaminya sedang berada di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta.
“Dia bilang, ‘mah, ayah balik ke arah selatan’,” ucap Seali dikutip dari pelbagai media, Jumat (12/8/2022).
Tentu saja, Seali bertanya ada apa sehingga suaminya harus kembali ke Jakarta Selatan.
Namun, sang suami tidak menjawab dengan detail dan hanya mengatakan bahwa ada penembakan di rumah Sambo.
Dijelaskannya, Hendra tiba di rumah dinas Sambo antara 1,5-2 jam setelah kejadian, atau sekitar 18.00-19.00 WIB.
Situasi yang ada di rumah Sambo kemudian diceritakan oleh ajudan Hendra ke Seali.
Geledah rumah Ferdy Sambo - Anggota Timsus kasus kematian Brigadir J geledah rumah Ferdy SamboLihat gambar di aplikasi hemat data hingga 80%.
Menurut ajudannya, Brigjen Hendra tidak langsung masuk ke TKP. Hendra dan Sambo berbincang di area garasi.
Sambo mengisahkan kronologi tewasnya Brigadir J kepada Hendra, tentu sesuai dengan versinya sendiri.
"Masuk ke dalam pun udah kayak posisi mau diberes-beresin semuanya," kata Seali berdasarkan cerita yang disampaikan Hendra kepadanya.
Tidak lama, kematian Brigadir J menjadi sorotan media lantaran keluarga J merasa ada sesuatu yang janggal.
Timsus Polri kemudian dibentuk olej Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo guna mengusut tuntas perkara ini.
Imbas kasus Brigadir J, Ferdy Sambo dicopot dari jabatan Kadiv Propam. Begitu pun Hendra yang dinonaktifkan sebagai Karopaminal Divisi Propam.
Usai penonaktifan itu, kata Seali, suaminya sempat berkomunikasi dengan Sambo. Seali mengungkapkan isi percakapan Hendra dan Sambo.
"Kayak 'Ndra cuma elo orang yang gue percaya, demi Tuhan' gitu kan," ucap Seali menirukan dialog Sambo ke Hendra.
Dia mengatakan, saat itu, suaminya masih belum mengetahui bahwa Sambo merekayasa kematian J.
Artinya, Hendra juga belum tahu jika Sambo adalah dalang pembunuhan J.
Ia baru tahu bahwa Sambo adalah orang yang menyuruh Bharada E untuk mengeksekusi Brigadir J saat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan Sambo sebagai salah satu tersangka, Selasa (8/8/2022).
"Kalau dari awal suami aku tahu bahwa narasi awal sebenarnya Sambo adalah pelakunya, dia pasti pasti akan menjadi orang pertama yang memeriksa Sambo," tutur Seali.
Hendra dianggap melanggar etik berkaitan dengan penanganan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Selain Hendra, ada 30 polisi lain yang terbukti melanggar etik atas kasus ini.
Seali juga menilai nama Propam Polri menjadi tercoreng akibat ulah Sambo.
Sejak awal, dia meminta rekannya untuk berkomunikasi dengan Arman Hanis, pengacara Sambo untuk menulis pesan berkaitan dengan pembunuhan tersebut.
“Minimal Anda keluar sedikit saja, jangan pengecut. Anda selamatkan bawahan Anda dong,” kata Seali.
Seali menegaskan bahwa suaminya, Hendra, selama ini menjaga betul-betul marwah Propam sebagai 'polisinya polisi'.
"Agak kecewa ya Propam harus rusak. Aku menjamin, kalau dari awal suami aku tahu bahwa narasi awal sebenarnya Sambo adalah pelakunya, dia pasti pasti akan menjadi orang pertama yang memeriksa Sambo," ujar Seali. [tum]