PPPKI.id | Harga tahu dan tempe bakal naik beberapa bulan ke depan. Kementerian Perdagangan menyatakan ketergantungan impor kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe menjadi biang kerok kenaikan harga tahu dan tempe.
Saat ini menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan harga kedelai global sedang mengalami kenaikan pesat. Karena ketergantungan impor maka kedelai yang jadi bahan baku tahu dan tempe pun jadi mahal, ujungnya harga tahu dan tempe ikutan naik.
Baca Juga:
Mendag Zulhas: Harga Kedelai Naik Imbas Melemahnya Rupiah
Menurutnya produksi kedelai dalam negeri tak bisa mencukupi kebutuhan kedelai yang ada. Dia memaparkan setidaknya 80% kebutuhan kedelai dipasok dari impor, termasuk untuk sebagian besar produksi tahu dan tempe di tengah masyarakat.
"Kami komunikasikan ke masyarakat memang pada saat ini karena Indonesia sangat besar tergantung dari kedelai impor dan produksi dalam negeri tak support sepenuhnya kebutuhan. Kebutuhan kedelai 80% dipasok dari impor," papar Oke dalam konferensi pers virtual, seperti dilansir detikcom, Jumat (11/2/2022).
"Perlu saya sampaikan karena ketergantungan harga kedelai dunia tentunya berdampak pada harga kedelai di dalam negeri di tingkat perajin tahu dan tempe," lanjutnya.
Baca Juga:
Bulog Subsidi Harga Kedelai Rp 1.000 per Kilogram Hingga Desember 2022
Kondisi kedelai dunia sedang mengalami gangguan pasokan Oke menjelaskan di Brasil saja sebagai negara eksportir besar kedelai produksinya turun signifikan.
"Penurunan produksi kedelai dunia berdampak kenaikan harga kedelai," kata Oke.
Gejolak Harga Kedelai
Bukan cuma di Brasil, kedelai Amerika Serikat (AS) juga naik harganya. Kenaikan harga ini terjadi karena inflasi mendorong kenaikan harga input produksi kedelai di negeri Paman Sam.
"Inflasi di Amerika capai 7% berdampak pada kenaikan harga input produksinya. Belum lagi, ada shortage tenaga kerja, kenaikan biaya lahan, dan ketidakpastian cuaca di negara produsen yang sebabkan petani kedelai di Amerika naikkan harga," ungkap Oke.
Harga kedelai di minggu pertama Februari 2022 mencapai US$ 15,77 per bushel (1 bushel=27,2 kg) alias Rp 11.240 per kg di tingkat importir dalam negeri. Oke menjelaskan kenaikan harga kedelai perkiraannya akan menyentuh puncaknya di bulan Mei dengan harga mencapai US$ 15,79 per bushel.
Harga akan berjalan turun sampai Juli, namun masih tergolong tinggi atau sekitar US$ 15,74 per bushel. Oke memperkirakan di tingkat perajin tahu dan tempe harga kedelai akan bergerak tinggi di sekitar Rp 11.500-12.000 per kg beberapa bulan ke depan. [JP]