Perapki.WahanaNews.co | Kakek 82 tahun ini memutuskan untuk menutup warung daging panggang miliknya. Bukan karena sepi, melainkan karena antrean ramai yang tidak bisa ia atasi.
Dampak pandemi Covid-19 telah menggagalkan banyak bisnis kuliner. Mulai dari faktor sepi pembeli hingga tenaga kerja yang kurang. Hal ini juga dialami kakek 82 tahun ini yang memiliki sebuah bisnis kuliner.
Baca Juga:
Kemenparekraf Gelar Uji Petik PMK3I Tentukan Subsektor Ekraf Unggulan Kota Pontianak
Seorang pemilik warung daging panggang telah memutuskan untuk menutup warungnya segera. Melansir 8days.com (12/08), Old Master Roasted Grill sebenarnya baru buka selama 18 bulan yang terletak di Chinatown Complex Food Center, Singapura.
Warung daging panggang ini dikelola oleh Cho Siew Wan, seorang shifu berusia 82 tahun yang sudah berpengalaman selama setengah abad sebagai spesialis penyaji daging panggang.
Sepi Pembeli, Penjual Nasi Goreng Ini Makan Jualannya Sendiri
Baca Juga:
Perdana di Kota Bandung, Kolaborasi RamenYA Reserve X SushiYA Siap Manjakan Lidah Pecinta Kuliner
Kakek ini mengaku pekerjaannya tidak mudah. Dirinya harus memanggang beratus-ratus kilogram (kg) daging babi dan bebek di atas arang mulai pukul 05.00 pagi hingga 09.30 setiap harinya.
Kakek ini mengaku pekerjaannya tidak mudah. Dirinya harus memanggang beratus-ratus kilogram (kg)
Hal yang menjadi masalah di sini, semua pekerjaan itu ia lakukan seorang diri. Sham Hei selaku mitra bisnisnya mengungkap bahwa ketika mereka membuka warung tersebut, kondisi kesehatan kakek Cho masih baik. Tetapi akhir-akhir ini kesehatannya mulai melemah.
Kondisi diperparah karena tidak ada bantuan pekerja lain. Sham mengungkap, "Sangat sulit untuk menemukan orang yang mau melakukannya. Bahkan dengan gaji $15 (Rp 160 ribu) per jam yang menghasilkan sekitar $3200 (Rp 34,3 juta) per minggu, lebih tinggi dari gaji asisten penjaja rata-rata)."
Sham yang berteman baik dengan Cho kemudian meminta baik-baik pada Cho untuk pensiun. "Saya berusia tujuh puluh tahunan. Dia 82. Saya juga tahu bahwa pekerjaan ini sangat membebani tubuh. Jika sesuatu terjadi padanya, saya akan bertanggung jawab. Kami berteman baik - jadi saya harus melakukannya. Saya katakan padanya bahwa yang terbaik baginya untuk pensiun. Jika bisnis tidak dapat dilanjutkan, itu masalah saya. Sudah waktunya baginya untuk beristirahat, jelas Sham.
Rencananya, warung akan tetap dibuka oleh Sham dengan mencari chef pemanggang daging yang baru. Tetapi tidak ada yang bisa mengalahkan keterampilan kakek Cho. Akhrinya Old Master Roasted Grill tutup selama sebulan penuh pada Juni lalu.
Sampai akhirnya Sham memutuskan untuk mengganti kerugiannya dengan membuka warung sup herbal. Beruntungnya sup herbal itu meraup keuntungan yang tak kalah baik dengan daging panggang buatan kakek Cho.
"Dalam 1,5 bulan terakhir [sejak kami beralih konsep], itu terbukti menjadi keputusan yang tepat. Bisnis di warung sekarang sama bagusnya dengan saat hari daging panggang kami, dengan banyak pelanggan baru," ucap Sham. [tum]