PPPKI.id | Peredaran uang menjelang Hari Raya Idul Fitri biasanya sangat besar. Karena itu masyarakat harus waspada dengan peredaran uang palsu yang masih terus mengintai.
Masyarakat diminta berhati-hati ketika mendapatkan uang atau bertransaksi. Misalnya dengan memeriksa ciri-ciri keaslian rupiah.
Baca Juga:
Posko ESDM Idulfitri Resmi Ditutup, Ini Kondisi BBM hingga Listrik saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2022
Direktur Departemen Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Eva Aderia mengungkapkan masyarakat harus selalu menerapkan 3D yaitu dilihat, diraba dan diterawang setiap menerima uang Rupiah. "Wajib 3D setiap dapat uang, dilihat, diraba, diterawang," ujar dia, dilansir detikcom.
Dia mengungkapkan masyarakat juga harus berhati-hati jika ingin menukarkan uang di luar pihak perbankan dan pihak Bank Indonesia.
BI memperkuat fitur keamanan agar tidak mudah dipalsukan. Kemudian masyarakat juga harus cinta, bangga dan paham terhadap rupiah.
Baca Juga:
Selama Libur Lebaran, 30 Orang Meninggal di Jalan
"Kalau sudah cinta (dengan rupiah) kan pasti mengenali dengan baik. Lalu bangga rupiah menjadi alat pembayaran yang sah dan menjadi simbol kedaulatan negara. Selanjutnya paham dan bijak dalam menggunakan uang demi menjaga stabilitas perekonomian," jelas dia.
BI mencatat hingga kuartal I 2022 temuan uang palsu sebanyak 33.368 lembar. Paling banyak ditemukan di Pulau Jawa sebesar 28.017 lembar atau 83,2%. Kemudian diikuti Sumatera sebanyak 3.668 lembar atau 10,9% dan Sulampua (Sulawesi, Maluku dan Papua) 731 lembar atau 2,2%.
Bank sentral juga terus berkoordinasi dengan pihak kepolisian terkait uang palsu ini. Biasanya uang yang dipalsukan adalah pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. "Jumlah uang palsu ini terus turun dari tahun ke tahun. Kuartal I tahun ini saja turun 24% dibandingkan periode kuartal IV 2021," jelasnya. [JP]