"Mungkin saja ada semacam kongkalingkong antara penyelenggara tender dan perusahaan pemenang tender. Sehingga sekalipun profil perusahaan di bidang IT justru terpilih sebagai pengerja proyek gorden. Saya kira mempertanyakan kualifikasi perusahaan pemenang tender gorden ini jadi penting karena anggaran yang akan dikelola bukan uang remeh," jelasnya.
Maka dari itu, Lucius mengatakan ketidakcermatan dalam menentukan perusahaan pemenang tender pertanda proyek pengadaan gorden tidak serius. Dia menyayangkan uang negara yang terpakai.
Baca Juga:
Kadis CKTRP Diduga Terlibat KKN dalam Proyek Perawatan Gedung Dinas Teknis Jati Baru
"Ketidakcermatan menentukan perusahaan pemenang tender bisa jadi salah satu penjelasan soal dugaan tak seriusnya pengadaan gorden ini. Tentu saja amat disayangkan jika uang Rp 45-an miliar itu hanya menghasilkan gorden yang asal-asalan. Kasihan uang negara," imbuh Lucius.
Sebelumnya, lelang tender penggantian gorden di rumah dinas jabatan anggota DPR RI tuntas. Tender dimenangi peserta lelang yang menawarkan harga Rp 43,5 miliar.
Melansir dari lpse DPR RI, Kamis (5/5), lelang dimenangi PT Bertiga Mitra Solusi yang beralamat di Tangerang, Banten.
Baca Juga:
Dugaan Persekongkolan Tender Perawatan Gedung Dinas Teknis Jati Baru, Gubernur Diminta Lakukan Evaluasi
Perusahaan tersebut memenangi lelang yang diikuti 49 peserta. Meski demikian, dalam situs LPSE DPR, hanya harga penawaran dari tiga peserta lelang yang bisa terlihat.
Berikut tiga peserta lelang yang harga penawarannya terlihat:
1. PT Sultan Sukses Mandiri, Rp 37.794.795.705 (Rp 37,7 miliar)