Pada masa-masa transaksi berjalan mencatatkan defisit, transaksi finansial kerap membukukan surplus dalam jumlah besar sehingga NPI pun menjadi surplus.
Pada kuartal I-2020, misalnya, transaksi berjalan membukukan defisit US$ 3,37 miliar atau 0,39% dari PDB. Sementara itu, transaksi finansial mencatatkan surplus US$ 5,76 miliar. Secara keseluruhan, NPI membukukan surplus sebesar US$ 4,07 miliar.
Baca Juga:
Percepat Infrastruktur Canggih, xAI Kumpulkan Pendanaan Rp97,4 triliun
Asing Ramai-Ramai Jual Surat Utang
Pada kuartal I tahun ini, transaksi finansial yang terdiri dari investasi langsung dan portofolio tercatat defisit sebesar US$ 1,7 miliar, lebih kecil dibandingkan kuartal IV-2022 sebesar US$ 2,25 miliar.
Investasi langsung masih mencatat surplus US$ 4,47 miliar, lebih tinggi dibandingkan US$ 3,79 miliar yang tercatat pada kuartal IV-2021. Namun, kinerja investasi portofolio di pasar keuangan pada kuartal I-2022 jeblok dan mencatat defisit US$ 2,9 miliar.
Baca Juga:
Dengan Fundamental Ekonomi yang Kuat, Menko Airlangga Yakinkan Investor Global: If You Want to Grow, then Grow with Indonesia
Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan rencana percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju menyebabkan aliran keluar investasi portofolio.Selain itu, transaksi investasi lainnya mencatat defisit yang lebih besar dari kuartal sebelumnya antara lain disebabkan oleh peningkatan piutang dagang dan penempatan ke aset valas sejalan dengan masih tingginya aktivitas ekspor.
Bank Indonesia mencatat defisit pada investasi portofolio disebabkan maraknya net outflow di sisi kewajiban sebesar US$ 1,9 miliar.