The Fed akan mengadakan rapat kebijakan moneter pada 14 dan 15 Desember waktu setempat. Sebelum pengumuman kebijakan moneter tersebut, rupiah perlu berjuang ekstra keras untuk menguat.
Namun yang terpenting adalah proyeksi suku bunga The Fed, yang disebut Fed dot plot. Setiap akhir kuartal, The Fed akan memberikan proyeksi suku bunganya, terlihat dari dot plot.
Baca Juga:
3 Faktor Ini Bikin Rupiah Loyo ke Level Rp15.500, Dolar AS Terus Menguat
Dalam dot plot edisi September, sebanyak 9 orang dari 18 anggota Federal Open Market Committee (FOMC) kini melihat suku bunga bisa naik di tahun depan. Jumlah tersebut bertambah 7 orang dibandingkan dot plot edisi Juni. Saat itu mayoritas FOMC melihat suku bunga akan naik di tahun 2023.
Dot plot tersebut juga bisa menggambarkan seberapa agresif The Fed akan menaikkan suku bunga di tahun depan. Semakin agresif, maka rupiah akan semakin terpuruk.
Untuk saat ini, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga dua hingga tiga kali di tahun depan.
Baca Juga:
Dolar AS Terus Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp15.500
Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 44,7% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25%) menjadi 0,25% - 0,5% pada Juni 2022.
Kemudian The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada bulan September dan Desember 2022, masing-masing sebesar 25 basis poin.
Prediksi kenaikan tersebut terbilang agresif, dan memberikan tekanan bagi rupiah.