Hal tersebut terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.
Hasil survei tersebut menunjukkan pelaku pasar yang sebelumnya mengambil posisi beli (long) rupiah, kini berbalik menjadi jual (short).
Baca Juga:
Rupiah Babak Belur Tembus 13.000 Per Dollar Singapura, Terendah dalam Sejarah
Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.
Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.
Survei ini lagi-lagi konsisten dengan pergerakan rupiah, ketika investor mengambil posisi long rupiah akan menguat begitu juga sebaliknya.
Baca Juga:
Analis Sebut Rupiah Melemah Imbas Trump Pecat Anggota Dewan Gubernur The Fed
Survei terbaru yang dirilis hari ini, Kamis (2/12/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 0,15, berbalik dari naik dari 2 pekan lalu -0,72.
Dari 9 mata uang yang disurvei, hanya yuan China yang masih diburu para pelaku pasar, dengan angka -0,88, naik tipis dari sebelumnya -0,87. Rupiah yang sebelumnya berada di urutan kedua kini menyusul mata uang lainnya yang sudah terlebih dahulu dijual pelaku pasar. (tum)