Menurut catatan Biography, pada usia 17 tahun, di tahun 1989, Musk pindah ke Kanada untuk kuliah di Queen's University dan menghindari wajib militer di militer Afrika Selatan.
Elon Musk memperoleh kewarganegaraan Kanada-nya tahun itu juga. Ia memilih Kanada karena Musk merasa akan lebih mudah mendapatkan kewarganegaraan Amerika Serikat dengan cara tersebut.
Baca Juga:
Pukulan Telak bagi SpaceX: Falcon 9 Alami Kegagalan Pertama Sejak 2016
Pada tahun 1992, Musk meninggalkan Kanada untuk pindah belajar di University of Pennsylvania. Dia lulus dengan gelar sarjana di bidang ekonomi dan gelar sarjana kedua di bidang fisika pada 1997
Setelah lulus sarjana, Musk melanjutkan pendidikan ke Universitas Stanford di California untuk mengejar gelar PhD dalam fisika energi.
Langkah Elon Musk begitu tepat saat itu dengan meledaknya internet di era 90an. Ia akhinya memutuskan untuk keluar dari Stanford hanya setelah dua hari masuk ke universitas ternama tersebut. Musk merasa bahwa Internet memiliki potensi yang jauh lebih besar mengubah dunia daripada bekerja di bidang fisika.
Baca Juga:
Elon Musk Dinobatkan sebagai CEO dengan Gaji Tertinggi Sepanjang Sejarah
Tak lama kemudian, Musk meluncurkan perusahaan pertamanya, Zip2 Corporation pada 1995, sebuah perusahaan yang menyediakan peta dan direktori bisnis untuk surat kabar online. Pada tahun 1999 Zip2 dibeli oleh produsen komputer Compaq seharga US$ 307 juta dan $34 juta dalam opsi saham.
Pada tahun 1999, Elon dan saudaranya Kimbal Musk menggunakan uang dari penjualan Compaq untuk mendirikan perusahaan jasa keuangan online, X.com. Akuisisi X.com pada tahun berikutnya melahirkan PayPal, perusahaan layanan pembayaran keuangan online yang kemudian hari sangat populer di internet.
Pada Oktober 2002, Musk memperoleh pundi kekayaan pertamanya ketika PayPal diakuisisi oleh eBay seharga US$ 1,5 miliar dalam bentuk saham. Sebelum penjualan, Musk memiliki 11 persen saham PayPal. Ia pun dimasukkan dalam jajaran Mafia PayPal.