Dua minggu kemudian, dia mengatakan telah membatalkan rencana itu, membuat investor yang geram mengajukan gugatan terhadapnya.
Kemudian, pada bulan September, Musk dipaksa untuk mengundurkan diri sebagai CEO Tesla dan membayar denda US$ 20 juta, dalam sebuah kesepakatan dengan regulator AS terkait postingan twitternya.
Baca Juga:
Pukulan Telak bagi SpaceX: Falcon 9 Alami Kegagalan Pertama Sejak 2016
Tesla menunjuk anggota dewan dan eksekutif telekomunikasi Robyn Denholm sebagai CEO perusahaan.
Selain postingan Twitter, perilaku arogan Musk juga tergambar saat ia kedapatan mengisap ganja di webcast, minum wiski di depan publik.
Ia bahkan menuduh salah satu penyelam yang menyelamatkan tim sepak bola Thailand yang terdampar di sebuah gua di Thailand sebagai seorang pedofil. Tuduhannya ini telah menyeretnya ke dalam tuntutan hukum dan telah menarik perhatian dunia.
Baca Juga:
Elon Musk Dinobatkan sebagai CEO dengan Gaji Tertinggi Sepanjang Sejarah
Dua roket pertamanya adalah Falcon 1, yang pertama kali diluncurkan pada 2006 dan Falcon 9 yang lebih besar diluncurkan tahun 2010 yang ertama kali diluncurkan pada 2010. Keduanya dirancang dengan biaya jauh lebih murah daripada roket pesaing.
Setelah peluncuran kedua roket tersebut, SpaceX terus melebarkan sayapnya dengan membangun roket-roket yang lebih canggih dan besar lagi, serta misi antariksa lainnya.
Musk berusaha mengurangi biaya penerbangan luar angkasa dengan mengembangkan roket yang sepenuhnya dapat digunakan kembali yang dapat lepas landas dan kembali ke ISS.