Mengutip Britannica, pada 2002 ia mendirikan Space Exploration Technologies (SpaceX) untuk membuat roket luar angkasa yang lebih terjangkau, dengan tujuan membangun pesawat ruang angkasa untuk perjalanan ruang angkasa komersial.
Pada 2008, SpaceX sudah mapan, dan NASA akhirnya memberikan kontrak kepada perusahaan untuk menangani transportasi kargo untuk Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Baca Juga:
Pemilik SpaceX, Elon Musk Desak Stasiun Luar Angkasa Segera Dihancurkan
Elon Musk memang dikenal sebagai tokoh sukses di dunia dengan memiliki perusahaan besar SpaceX dan Tesla. Namun, bukan Elon Musk namanya jika tak membuat kontroversi.
Hal paling kontroversial yang pernah terjadi dalam kehidupan Musk adalah saat ia harus meninggalkan jabatan sebagai CEO Tesla akibat postingan Twitternya.
Pada bulan Agustus, dia mengejutkan para investor pasar modal AS dengan tweet yang mengatakan dia mempertimbangkan untuk membuat Tesla menjadi perusahaan tertutup (delisting) setelah mendapatkan pendanaan.
Baca Juga:
2 Astronaut Terdampar di ISS, NASA Pastikan Mereka Baru Pulang Tahun Depan
Bulan berikutnya, Komisi Sekuritas dan Pertukaran AS (SEC) menggugat Musk atas penipuan sekuritas, menuduh bahwa tweet itu salah dan menyesatkan.
Tak lama kemudian dewan Tesla menolak penyelesaian yang diusulkan SEC, dilaporkan karena Musk telah mengancam akan mengundurkan diri.
Namun, berita tersebut membuat saham Tesla anjlok dan kesepakatan lain akhirnya harus diterima Musk.