Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.
Kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen setelah menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut.
Baca Juga:
Permintaan Tinggi, Sumatera Barat kembali Ekspor Cecak 670 Kg ke Hong Kong
Sekarang ia sudah tak lagi mendapat hasil melimpah saat panen. Padahal dulu biasanya ia bisa mendapat Rp40 juta saat panen.
"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp40 juta."
"Kini tak lagi memiliki penghasilan setelah menjual lahan," ungkap Mugi.
Baca Juga:
PMN bakal Percepat Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
Ia juga bercerita dulu lahan miliknya dijual sekitar Rp 2,5 miliar.
Kemudian uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya ia tabung.
Mugi mengingat, dulu sering didatangi pihak Pertamina saat berada di sawah agar mau menjual lahan. Segala bujuk rayu pun ditawarkan, termasuk tawaran pekerjaan untuk anaknya.