Wahanakonsumen.com | Kebijakan Pertamina melarang pembelian Pertalite di SPBU pakai jeriken ternyata enggak bikin pedagang bensin eceran kurang akal. Mereka punya jurus jitu agar tetap bisa Pertalite tanpa jeriken.
Seperti dikatakan Juwariyah (54), penjual bensin eceran di Lumajang, Jawa Timur. Ia beli Pertalite ke SPBU pakai motor.
Baca Juga:
Deputi Kemenkop UKM: Koperasi Berperan Penting Tingkatkan Kapasitas UMKM dan Taraf Hidup
Setelah sampai rumah, Pertalite di tangki motor disedot kembali dan dimasukan ke botol. Hal itu terpaksa dilakukan karena dilema larangan pembelian Pertalite pakai jeriken.
Terlebih para pembeli di kios kecilnya enggan membeli Pertamax usai harganya naik.
"Sekarang tambah sulit, beli Pertalite sudah tidak boleh pakai tong," ucapnya.
Baca Juga:
Polda Papua dan Pertamina Bahas Antisipasi Kelangkaan BBM di Wilayah Papua
"Sedangkan orang-orang nggak mau kalau Pertamax, karena mahal," terangnya dikutip dari Kompas.com, (8/4/22).
Selain itu, Ia juga kesulitan mencari SPBU yang menyediakan Pertalite. Bahkan Juwariyah harus mencari ke tiga SPBU di kecamatan Sumbersuko dan Pasirian.
Akibatnya, mau tidak mau Juwariyah ikut menaikkan harga jualan Pertalite ecerannya.
Satu liter Pertalite dijualnya Rp 12 ribu, sedangkan 1,5 liter dilego Rp 17 ribu.
"Sebenarnya bukan mau menaikkan harga, tapi buat bayar ongkos yang cari bensin (Pertalite), nggak ada kalau tidak dinaikkan," sambungnya.
Tak hanya Juwariyah, Fikri (32) warga Kalibendo, Tekung, Lumajang juga melakukan hal sama.
Namun, Fikri tak menaikkan harga meski harus bolak-balik pakai motor untuk beli Pertalite.
"Kalau punya motor besar enak isinya banyak, lah saya motornya kecil, tapi mau naikkan harga ya nggak bisa, malah nggak ada yang beli," pungkasnya. [tum]