Konsumen.WahanaNews.co | Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan nilai impor hasil minyak termasuk bahan bakar untuk mobil, motor, pesawat, dan diesel sebesar US$14.376 miliar pada Januari-Juli 2022.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat impor hasil minyak termasuk Bahan Bakar Minyak (BBM) melonjak 97,71 persen sepanjang Januari-Juli 2022 di tengah isu kelangkaan Pertalite.
Baca Juga:
Penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka di Jakarta Sebesar 0,32 Persen
Sementara, volume impor hasil minyak termasuk bahan bakar mobil, motor, pesawat, dan diesel hanya 14,3 juta ton sepanjang Januari-Juli 2022. Angkanya turun 17,63 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
"Impor hasil minyak termasuk bahan bakar motor, pesawat, diesel, dan lain-lain untuk Januari-Juli 2022 nilainya US$14,37 miliar, volumenya 14,3 juta," ucap Setianto dalam konferensi pers, Senin (15/8).
Lonjakan impor minyak terjadi di tengah isu kelangkaan BBM jenis pertalite di sejumlah SPBU di Jabodetabek. SPBU di Warung Buncit bahkan memasang kertas bertuliskan 'Pertalite habis'.
Baca Juga:
Nilai Ekspor Aceh Hingga Triwulan III-2024 Capai 486,1 Juta Dolar AS
Sementara, impor LPG melonjak 49,64 persen menjadi US$3,12 miliar selama Januari-Juli 2022. Dari sisi volume, jumlahnya naik 4,92 persen menjadi 3,9 juta ton.
Meski begitu, total impor minyak dan gas (migas) turun 2,53 persen dari US$17,33 miliar menjadi US$16,89 miliar khusus Juli 2022.
Secara keseluruhan, nilai impor RI naik tipis 1,64 persen dari US$21 miliar menjadi US$21,35 miliar pada Juli 2022. [tum]