Wahanakonsumen.com | Situs Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional mencatat, harga rata-rata gula pasir lokal jadi Rp14.000 per kg, atau naik 1,82% setara Rp250 per kg.
Harga gula pasir di pasar nasional pada 17 Januari 2022 masih stabil menguat.
Baca Juga:
Hindari Diabetes, Pakar Gizi: Konsumsi Gula Maksimal 4 Sendok Makan Per Hari
Sementara, harga rata-rata gula pasir premium per 17 Januari 2022 sudah mencapai Rp15.450 per kg, atau naik 0,32% setara Rp50 per kg.
Sekretaris Jenderal Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkopas) Ngadiran mengatakan, pergerakan harga gula pasir yang masih stabil tinggi kemungkinan akibat berkurangnya stok di pasar. Meski, imbuh dia, itu tidak biasanya terjadi di periode waktu saat ini.
"Harga gula kemungkinan kalau begini karena stok berkurang. Saya akan coba monitor dulu ke kawan-kawan. Tapi ini kemungkinan stok tipis, dan gula itu kan tahan lama. Kalau hari-hari sekarang biasanya nggak tipis, tentu ada yang main," kata Ngadiran kepada CNBC Indonesia, Senin (17/1/2022).
Baca Juga:
Ketidakpahaman Bahaya Konsumsi Gula Berlebih Bisa Picu Potensi PTM di Masa Mendatang
Pedagang pasar kecil, kata dia, juga akan menahan membeli kalau harganya mahal.
"Kawan-kawan pedagang di pasar itu pasti belanjanya sedikit-sedikit. Tapi kalau harga naik ya mungkin tahan belanja juga. Kalau stok kan yang punya pedagang besar, yang atur harga juga pedagang besar. Soal untung, pedagang kecil rata-rata itu mengambil Rp1.000 maksimal Rp1.500 per kg," kata Ngadiran.
Sementara itu, Direktur Utama Holding BUMN pangan, PT RNI (Persero) Arief Prasteyo Adi mengatakan, stok pangan gabungan BUMN klaster pangan itu masih sedikit. Per Minggu-II Januari 2022, data stok pangan ID Food untuk minyak goreng adalah 1.106 kiloliter, beras hanya 925 ton, dan jagung 19.794 ton.
"Yang menjadi concern kita terakhir adalah stok gula. Stok kita langsung distribusikan ke masyarakat dan sedang menunggu penyediaan 5 bulan ke depan. Stok gula kami saat ini 19.794 ton, produksi kami rata-rata tahun lalu adalah 280 ribu ton," ujar Arief saat RDP dengan Komisi IV DPR bersama Perum Bulog di Jakarta, Senin (17/1/2022).
Menurut dia, ID Food melakukan stok berdasarkan penjualan, tanpa stok massive untuk didistribusikan.
"RNI dan klaster pangan saat ini melakukan stok berdasarkan penjualan," kata Arief. [tum]