Konsumen.WahanaNews.co | Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkap penyebab harga telur di pasar melonjak di atas Rp30 ribu per kilogram disebabkan oleh sistem logistik.
Syahrul mengatakan harga telur di sentra produksi terpantau stabil dan tidak ada kenaikan. Namun, saat dijual di pasaran harganya naik yang disebabkan oleh logistiknya yang tidak benar.
Baca Juga:
Ternyata Harga Asli BBM Pertalite Bukan Rp10.000 per Liter
"Tapi harga (sampai) di meja pasar tiga kali lipat, berarti ada sistem logistik (tidak benar)," ujarnya dalam acara Sarasehan 100 Ekonom, Rabu (7/9).
Pada kesempatan tersebut, Ekonom Senior Indef Bustanul Arifin membenarkan penyebab telur mahal karena terganggunya proses logistik dan juga value chainnya.
Sebab itu, ia mengusulkan agar dibangun kerja sama antara pemerintah daerah (pemda) dengan pelaku usaha. Jangan hanya antara pemda dan pemerintah pusat saja.
Baca Juga:
Polda Sumut Raih Penghargaan Terbaik Kompolnas Awards 2024
Ini bertujuan untuk memastikan suplai yang dilakukan berjalan dengan baik dan aman, sehingga saat barang sampai di konsumen akhir tidak mengalami kenaikan signifikan.
Jika proses ini berjalan dengan baik, tak hanya harga yang turun, namun tekanan ke inflasi juga bisa diminimalisir.
"Jangan G to G (government to government), tapi lokal juga harus masuk, contract farming kepada pembeli dan konsumen harus dibangun. Jangan dibiarkan petani jalan sendiri, sehingga mungkin inflasi bisa terkendali," pungkasnya. [tum]