Konsumen.WahanaNews.co | Berdasarkan situs AQ Index, kualitas udara di DKI Jakarta tercatat menjadi yang terburuk di dunia. Pada Rabu (15/6) pukul 09.50 WIB berada di angka 183 US AQI dengan PM 2.5 sebesar 118 µg/m³ dan PM 10 sebesar 20,6 µg/m³.
PM 2.5 merupakan partikel udara yang berukuran lebih kecil dari 2.5 mikron (mikrometer). Selain itu tercatat kelembaban Jakarta pagi tadi mencapai 79 persen, tekanan 1.012 mb, dan angin 5.4 km/jam. Dengan kondisi itu, AQ Index melabeli secara kumulatif kualitas udara di Jakarta berwarna merah alias tidak sehat.
Baca Juga:
Arus Mudik Angkutan Udara FL Tobing Tapteng Terpantau Normal
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengungkap penyebab kualitas udara di ibu kota hari ini menjadi yang terburuk di dunia berdasarkan situs AQ Index.
Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI, Yogi Ikhwan kelembaban udara di Jakarta tergolong tinggi sejak dini hari. Di saat bersamaan, suhu cenderung rendah.
Menurutnya, hal itu mengakibatkan polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer. Yogi bicara demikian didasari data dari Stasiun Pemantauan Kualitas Udara (SPKU) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.
Baca Juga:
Kualitas Udara Jakarta Hari Ini Urutan Sembilan di Dunia
"Maka akan terlihat kondisi kualitas udara seperti kabut, didukung juga dengan cuaca yang mendung," kata Yogi saat dihubungi, Rabu (15/6).
"Konsentrasi PM 2.5 di udara Jakarta saat ini 23.6 kali di atas nilai panduan kualitas udara tahunan Badan Kesehatan Dunia (WHO)," tulis laporan tersebut.
Terdapat empat stasiun kualitas udara di Ibu Kota yang dilabeli ungu atau masuk kategori kualitas udara yang sangat tidak sehat. Rinciannya berada di Gading Harmony, Jalan Pasir Putih II, TJ Depo Pesing, dan Wisma Matahari Power.
Dengan kualitas udara di Jakarta yang buruk, setiap orang diwajibkan untuk memakai masker ketika berada di luar ruangan. Selain itu, masyarakat diimbau untuk mengurangi aktivitas olahraga di luar ruangan, menutup jendela dengan rapat, hingga menyalakan air purifier atau alat penyaring udara ruangan.
"Polusi udara diperkirakan telah menyebabkan 4.900 kematian di Jakarta pada 2021. Polusi udara juga telah merugikan sekitar $1.300.000.000 USD di Jakarta pada 2021," lanjut laporan tersebut. [tum]