Konsumen.WahanaNews.co | Demi mendukung program ketahanan kesehatan nasional, Pemerintah berencana menggabungkan holding BUMN farmasi dengan rumah sakit
Rencana itu diungkap oleh Direktur Utama PT BioFarma (Persero) Honesti Basyir. Ia mengatakan penggabungan holding farmasi dan rumah sakit BUMN ini merupakan penugasan dari pemerintah.
Baca Juga:
Jasa Marga Raih Penghargaan Bergengsi ‘Indonesia Most Powerful Women Awards 2024’
Pemerintah memiliki tiga program dengan salah satu yang utama adalah ketahanan kesehatan nasional.
"Rencana penggabungan Holding Rumah Sakit BUMN dengan Holding BUMN Farmasi dalam rangka melengkapi ekosistem kesehatan," ujar Honesti seperti dikutip dari Antara, Senin (22/8).
Ia menambahkan holding BUMN farmasi sekarang ini memang sudah memiliki elemen layanan kesehatan lengkap seperti klinik. Tapi, holding tersebut belum memiliki rumah sakit.
Baca Juga:
Buntut Kritik PSN PIK 2, Said Didu Penuhi Panggilan Polisi
"Saya mengatakan, holding BUMN farmasi ini lebih di sisi pemasok seperti obat, vaksin dan alat kesehatan. Sedangkan di layanan kesehatan, kita harus memperkuat hal tersebut apakah itu rumah sakit atau klinik," ujarnya.
Dia mengatakan dengan penggabungan ini nanti pihaknya nanti akan menguasai mulai dari hulu hingga hilir tidak hanya dari sisi produk, namun juga dari sisi layanan kesehatan.
"Kalau kita bisa mengintegrasikan sisi suplai dan permintaan maka hal ini luar biasa. Belum ada benchmark di dunia di mana terdapat suatu korporasi yang memiliki ekosistem sangat lengkap di industri layanan kesehatan. Itulah yang menjadi amanah kami," kata Honesti.
Ia menambahkan kalau jadi bergabung, nama holding BUMN farmasi dengan holding rumah sakit BUMN, kemungkinan juga akan berubah.
Sebelumnya, Bio Farma telah diberikan amanah oleh Kementerian BUMN untuk menjadi holding BUMN farmasi. Di samping sebagai holding, Bio Farma juga menjadi induk holding bagi dua anggotanya yakni Kimia Farma dan Indofarma.
Pada Juli tahun ini, holding BUMN farmasi mendapatkan satu anggota baru yakni PT Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau INUKI. INUKI akan berfokus pada produk radiofarmaka atau pengobatan yang berbasis nuklir.
"Kalau dilihat dari grup kami, saya berani mengatakan bahwa kita sebenarnya bukan Holding BUMN Farmasi lagi. Hal ini dikarenakan, terkait dengan ekosistem yang kita miliki dengan grup, holding farmasi sudah mencakup dari sektor hulu hingga hilir," ujar Honesti. [tum]