Wahanakonsumen.com | Sekarang di ibu kota negara bagian Queensland di Australia, Brisbane, sebuah toko mulai menguji coba penggunaan kamera badan bagi pegawai mereka.
Melansir dari ABC News hal itu karena angka kekerasan yang mereka alami meningkat, pegawai toko di Australia mulai mengenakan kamera di badan untuk merekam perbincangan dengan pembeli.
Baca Juga:
Mudahkan Pelanggan Bayar Listrik, PLN Mobile Jalin Kolaborasi dengan MotionPay
Praktik ini mungkin nantinya akan menjadi kebiasaan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Jaringan toko Target Australia memberlakukan uji coba tersebut di beberapa gerainya termasuk di Buranda di Brisbane, sebagai upaya mencegah perilaku mengancam yang diperlihatkan oleh pembeli atau orang lain.
Ini dilakukan setelah selama pandemi COVID, terjadi peningkatan ancaman terhadap pegawai toko di kalangan industri ritel di Australia.
Baca Juga:
Wamendag Roro Serahkan Penghargaan Perlindungan Konsumen 2024 kepada Para Kepala Daerah
Sebuah pengumuman di Target di Buranda menjelaskan bahwa sejumlah pegawai akan mengenakan kamera di tubuh mereka sebagai uji coba keamanan 'untuk melihat cara yang lebih baik agar" tim kami dan komunitas aman."
"Kamera ini akan dikenakan oleh sejumlah pegawai dan hanya akan dihidupkan untuk merekam bila ada situasi di mana karyawan merasa keamanan mereka terancam," tulis pengumuman tersebut.
"Kamera hanya merekam video dan hasil rekaman hanya akan bisa dilihat oleh pimpinan Target dan tim keamanan, dan, bila memang diharuskan, jajaran hukum yang berwenang."
Direktur Eksekutif Asosiasi Ritel Nasional Australia Dominique Lamb mengatakan semakin banyak karyawan yang mengenakan kamera di tubuh mereka.
Dia mengatakan sepanjang pandemi COVID, terjadi peningkatan pencurian di toko, sikap agresif dan pelecehan terhadap para pegawai toko.
"Kebanyakan jaringan toko ritel besar saat ini memanfaatkan teknologi seperti ini, khususnya karena faktor biaya," kata Lamb.
"Namun, kami tahu juga adanya CCTV yang dipasang oleh bisnis kecil, dan sejumlah cara lain yang digunakan untuk mencegah hal ini terjadi, seperti sejumlah jaringan toko yang bekerja sama untuk membayar biaya keamanan bersama.
"Kita semakin banyak melihat sikap agresi terhadap pegawai toko, juga peningkatan penggunaan senjata dalam kejahatan di toko-toko, dan sekarang kami berusaha memastikan keamanan bagi para pekerja.
Dominique Lamb mengatakan tindakan agresi terhadap para pekerja toko tersebut merupakan tindakan yang tidak bisa diterima.
Manajer umum Target, Tim Kemp, mengatakan keamanan bagi pembeli dan staf merupakan prioritas pertama bagi perusahaannya.
"Di seluruh industri ritel, jumlah situasi yang mengancam pegawai toko meningkat pesat sejak COVID dan kami berusaha melakukan segala sesuatu untuk mencegah hal tersebut terjadi di toko-toko kami," katanya.
"Sesuai dengan kebijakan privasi kami,, kami berkomitmen untuk menjadi pemegang data yang bertanggung jawab dan melindungi privasi anggota tim dan pelanggan." [tum]