Konsumen.WahanaNews.co | Di perdagangan pasar spot pada Jumat (29/7) sore, nilai tukar rupiah di level Rp 14.834 per dolar AS. Mata uang menguat 87 poin atau 0,09 persen dibandingkan sebelumnya.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.860 per dolar AS atau menguat dari Rp14.958 per dolar AS pada Selasa kemarin.
Baca Juga:
Ingin Terbebas dari Dollar AS, Rusia-China Siap-siap Ciptakan Mata Uang Baru
Sore ini, mata uang Asia bergerak bervariasi. Rinciannya, yen Jepang yang menguat 0,95 persen, dolar Hong Kong bergerak stagnan, dolar Singapura menguat 0,06 persen.
Kemudian, dolar Taiwan menguat 0,06 persen, dan yuan China yang menguat 0,17 persen, serta baht Thailand menguat 0,71 persen.
Lalu, won Korea Selatan bergerak stagnan, peso Filipina menguat 1,23 persen, dan ringgit Malaysia menguat 0,71 persen.
Baca Juga:
Awal 2023, Rupiah Berhasil Libas Dolar AS
Senada, mayoritas mata uang utama di negara maju bergerak bervariasi sore ini. Euro Eropa menguat 0,22 persen, franc Swiss menguat 0,22 persen, poundsterling Inggris melemah 0,12 persen, dan dolar Australia menguat 0,11 persen.
Analis DCFX Lukman Leong mengatakan rupiah menguat lantaran The Fed memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga acuan selanjutnya tak akan setinggi sebelumnya.
"Rupiah menguat oleh melemah dolar AS dengan meredanya ekspektasi dari kebijakan agresif kenaikan suku bunga oleh The Fed," ungkap Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Selain itu, rupiah juga semakin kuat karena ekonomi AS kembali negatif. Ekonomi AS tercatat minus 0,9 persen pada kuartal II 2022.
Sebelumnya, AS juga terkontraksi 1,4 persen pada kuartal I 2022. Setelah minus dua kuartal berturut-turut, maka Negeri Paman Sam resmi masuk ke jurang resesi.
"Data PDB AS kuartal II 2022 terkontraksi memicu risk on," tutup Lukman. [tum]