Konsumen.WahanaNews.co | Pemerintah masih mengevaluasi rencana kenaikan harga BBM subsidi yakni pertalite dan solar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan para menteri terkait akan merampungkan evaluasi rencana tersebut pekan ini.
Baca Juga:
Anggota Komisi VII DPR Dukung Pertamina Perluas Pendaftaran QR Code untuk Pertalite
"Terkait evaluasi masih sedang dilakukan dalam satu dua hari ini. Minggu ini kami akan melaporkan kepada Bapak Presiden," ujar Airlangga usai menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Rabu (24/8).
Terkait pengumuman harga pertalite naik, Airlangga belum bisa memastikan.
"Akan dilaporkan terlebih dahulu," ujarnya.
Baca Juga:
Ternyata Harga Asli BBM Pertalite Bukan Rp10.000 per Liter
Airlangga mengungkapkan anggaran subsidi energi hanya Rp502 triliun. Sehingga ,pemerintah harus mempertimbangkan sejumlah opsi agar subsidi BBM tidak membengkak, termasuk menaikkan harga BBM.
Pada saat yang sama, pemerintah juga memikirkan bantalan bagi sosial bagi masyarakat yang terdampak apabila pemerintah menaikkan harga BBM subsidi. Selain itu, pemerintah juga memikirkan dampaknya terhadap inflasi.
"Nanti kita tunggu hasil rapat (terkait opsi kenaikan harga BBM dan bantalan sosial)," ujarnya.
Rencananya, Airlangga dan menteri terkait akan menggelar rapat mengenai kebijakan BBM di kantornya pada sore ini.
Sinyal kenaikan harga BBM subsidi sudah bergema sejak beberapa pekan terakhir karena proyeksi kuota APBN jebol akhir tahun
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan secara terang-terangan menyatakan harga BBM jenis pertalite dan solar subsidi akan naik dalam waktu dekat.
Menurut Luhut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan mengumumkan kenaikan harga pertalite dan solar subsidi minggu ini.
"Mungkin minggu depan (minggu ini) presiden akan mengumumkan mengenai apa dan bagaimana mengenai kenaikan harga (BBM) ini," ucap Luhut dalam kuliah umum di Universitas Hasanudin, Jumat (18/7) lalu.
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp 170 triliun.
Lalu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan subsidi energi bisa membengkak Rp198 triliun menjadi Rp 700 triliun jika harga pertalite dan solar tak naik.
Tekanan pada harga BBM terjadi karena harga minyak mentah dunia melonjak setelah perang Rusia-Ukraina..
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan subsidi energi sebesar Rp502 triliun atau naik dari rencana awal yang hanya Rp170 triliun.
Tambahan dana itu dibutuhkan untuk menambah kuota pertalite dari 23 juta kiloliter (kl) menjadi 29 juta kl.
Data Pertamina menunjukkan penyaluran pertalite telah mencapai 16,8 juta kl pada akhir Juli 2022.
Sementara, penyaluran solar telah mencapai 9,9 juta kl hingga Juli 2022. Alhasil, sisa kuota solar hanya tersisa 5,2 juta kl dari total kuota 15,1 kl. [tum]