Wahanakonsumen.com | Seperti dilaporkan the Hill, Sabtu (21/5/2022), Rusia telah memblokir 22 juta ton ekspor produk makanan Ukraina. Tuduhan itu disampaikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Berbicara dengan perwakilan media setelah pertemuan dengan Perdana Menteri Portugal António Costa, Zelensky mengatakan bahwa krisis energi di seluruh dunia akan diikuti oleh krisis pangan jika negara lain tidak membantu Ukraina membuka blokir pelabuhannya dan melanjutkan ekspor.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
Harga pangan sudah meroket di seluruh dunia, menyebabkan beberapa negara melarang ekspor komoditas pertanian utama.
Di Amerika Serikat (AS), indeks tahunan untuk harga makanan konsumen melonjak 9,4 persen pada April, mencapai level tertinggi 40 tahun.
“Akan ada krisis di dunia. Krisis kedua setelah energi, yang diprovokasi oleh Rusia. Sekarang akan menciptakan krisis pangan jika kita tidak membuka blokir rute untuk Ukraina, produk ini membantu negara-negara Afrika, Eropa, Asia, yang membutuhkan produk makanan ini,” kata Zelensky.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Zelensky memohon kepada masyarakat internasional untuk memberikan bantuan ke Ukraina, khususnya peralatan militer yang dapat digunakan untuk membuka blokir pelabuhan Ukraina.
“Rusia telah memblokir hampir semua pelabuhan dan semua, sehingga bisa dikatakan, peluang maritim untuk mengekspor makanan – biji-bijian kami, jelai, bunga matahari, dan banyak lagi,” kata Zelensky.
“Anda dapat membuka blokir mereka dengan cara yang berbeda. Salah satu caranya adalah dengan solusi militer. Itulah sebabnya kami beralih ke mitra kami dengan pertanyaan mengenai senjata yang relevan,” ujarnya.
Pada hari yang sama, Presiden Biden menandatangani paket bantuan besar-besaran Ukraina menjadi undang-undang, yang mencakup bantuan keamanan, kemanusiaan, dan ekonomi.
Paket US$ 40 miliar (Rp 586 triliun) adalah yang terbesar dari AS ke Ukraina, sehingga total bantuan untuk Ukraina yang telah disetujui Kongres tahun ini menjadi hampir US$ 54 miliar (Rp 792 triliun). [tum]