WahanaNews-Konsumen | Google kembali merilis laporan Year In Search yang mengamati perubahan perilaku konsumen di Indonesia. Laporan tahun ini menunjukkan bahwa rata-rata konsumen jadi lebih menuntut dan semakin memahami makna suatu brand yang melebihi aspek harga dan kenyamanan.
"Sangat menarik untuk diperhatikan bahwa laporan tahun ini mencatat banyak sekali momen yang bisa dijadikan perenungan mendalam," ungkap Yolanda Sastra, Head of Ads Marketing, Google Indonesia.
Baca Juga:
Komisi Perdagangan Jepang Tuduh Google Monopoli Industri Mesin Pencarian
"Brand harus peka dengan keadaan bahwa setelah pandemi yang panjang dan kini dihadapkan dengan kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian, banyak orang Indonesia mengajukan sejumlah pertanyaan mendalam kepada Google seperti 'kenapa harga naik' (naik 120% YoY) dan 'apa itu inflasi' (naik 50% YoY)," ujarnya.
Laporan bertajuk Year in Search 2022: Look back to move your marketing forward dibagi menjadi tiga tema besar, yaitu: Soul Searching (Renungan Mendalam), Cultural Identity (Identitas Budaya), dan Personal Identity (Identitas Pribadi). Ada enam vertikal industri utama yang disoroti, yakni: Teknologi; Media dan Hiburan; Kecantikan dan Perawatan Diri; Makanan dan Minuman; Transportasi dan Perjalanan; serta Keuangan.
Laporan Year In Search 2022 didasarkan pada data Google Trends (September 2021-September 2022, Desember 2021-Desember 2022) dan laporan e-Conomy SEA 2022 menyoroti sejumlah tren menarik, termasuk:
Baca Juga:
CEO Google dan Microsoft Asal Indonesia: Mungkinkah?
-Penelusuran untuk 'remote work' (pekerjaan dari jarak jauh) naik 60% YoY, sementara 42% responden survei mengatakan bahwa mereka akan menolak pekerjaan jika mereka tidak dapat bekerja dari rumah.
-Penelusuran untuk 'financial freedom' (kebebasan finansial) naik 50% YoY, sementara penelusuran untuk 'work life balance' (keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi) naik 100% YoY.
-Penelusuran untuk 'side hustle' (pekerjaan sampingan) naik 50% YoY, sementara penelusuran untuk 'hybrid learning' (pembelajaran hybrid) naik 200% YoY.