"Mengingat hal yang telah kita lalui selama beberapa tahun terakhir, dapat dimengerti jika orang-orang lebih reflektif dan memikirkan masa depan. Terlebih lagi dengan banyak hal tidak terduga yang terjadi, kita bisa lihat dalam laporan ini bahwa mereka mencoba mengontrol kembali hidupnya dan mencari cara-cara baru menuju kemandirian finansial," kata Yolanda.
Seperti yang dicatat dalam laporan tahun lalu, orang Indonesia menjadi lebih sadar lingkungan. Tren itu berlanjut pada tahun 2022, dengan:
Baca Juga:
Komisi Perdagangan Jepang Tuduh Google Monopoli Industri Mesin Pencarian
-Penelusuran untuk 'kendaraan listrik' naik 80% YoY.
-Penelusuran untuk 'keberlanjutan' naik 60% YoY.
-Penelusuran untuk 'jejak karbon' naik 50% YoY.
-Penelusuran untuk 'sampah makanan' naik 40% YoY.
Laporan ini juga menunjukkan bahwa orang Indonesia mencari cara yang terjangkau untuk memanjakan diri:
-Penelusuran untuk restoran 'Michelin star' naik 30% YoY.
-Penelusuran untuk 'pijat terdekat' naik 70% YoY.
-Minat penelusuran untuk 'Omakase' naik 100% YoY.
-Minat penelusuran tentang 'glamping' naik 40% YoY.
-Penelusuran untuk 'berdandan' meningkat 210% YoY.
-Penelusuran untuk 'pakaian formal untuk pria' naik 50% YoY.
Baca Juga:
CEO Google dan Microsoft Asal Indonesia: Mungkinkah?
Pada tahun 2022, tren non-tunai terus berlanjut dengan:
-Penelusuran untuk 'dompet digital' naik 20% YoY dan 'digital banking' naik 30% YoY.
-Penelusuran untuk 'ewallet' meroket 190% YoY.
-Penelusuran untuk 'QRIS' meningkat 140% YoY.
[zbr/detik]