Konsumen.WahanaNews.co - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menunjukkan perbaikan kinerja pada semester I-2023.
Berdasarkan laporan keuangan per Juni 2023 atau semester I-2023. Hasilnya, perseroan mencatatkan pendapatan bersih melesat 102,35% menjadi Rp 6,88 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu Rp 3,40 triliun.
Baca Juga:
Fasilitasi Transportasi Dinas Karyawan, PLN Gandeng Pihak GoTo
GOTO juga berhasil menekan rugi menjadi Rp 7,16 triliun, dipangkas 48% dibandingkan dengan semester I-2022.
Selain itu, GOTO semakin mendekati EBITDA yang disesuaikan (adjusted EBITDA) positif yang ditargetkan tercapai akhir tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi kemarin, startup terbesar di Indonesia ini mencatatkan margin kontribusi Rp1,6 triliun pada semester I-2023, dibandingkan setahun sebelumnya yang masih minus Rp4,6 triliun.
Baca Juga:
Fasilitasi Transportasi Dinas Karyawan, PLN Gandeng Pihak GoTo
Margin kontribusi juga meningkat signifikan bila dibandingkan kuartal I-2023 yang tercatat Rp636 miliar. Artinya, ada tambahan sekitar Rp1 triliun hanya dalam 1 kuartal.
Margin kontribusi adalah pendapatan bruto dikurangi beban pokok pendapatan, insentif serta biaya pemasaran produk. Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam menghasilkan pendapatan. Semakin efisien biaya yang dikeluarkan, maka semakin baik fundamental perusahaan.
Di sisi lain, pada sisi beban terjadi pengurangan yang signifikan, seperti beban ikalan dan pemasaran turun 50,1% menjadi Rp 1,1 triliun, dan beban tenaga kerja turun 3,4% menjadi Rp 2,9 triliun.
Dengan kinerja ini, GOTO mencatatkan adjusted EBITDA minus Rp2,8 triliun pada semester I-2023, membaik signifikan dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat minus Rp 9,2 triliun.
Khusus untuk kuartal II-2023, adjusted EBITDA tercatat sisa minus Rp 1,2 triliun. Dengan posisi ini GOTO semakin mendekati adjusted EBITDA positif yang diyakini terjadi pada kuartal IV-2023.
"Kami telah mencapai kemajuan dalam metrik profitabilitas utama kami selama enam kuartal berturut-turut karena pengurangan insentif dan program pemasaran produk yang tidak produktif, sambil tetap fokus pada konsumen profitabel kami," ujar Jacky Lo, CFO Grup GOTO.
Di paparan kuartal II 2023, Patrick Walujo, CEO GOTO menyampaikan bahwa walau sudah berada pada jalur tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada tahun ini, namun mencapai titik impas bukanlah tujuan akhir. CEO GOTO tersebut mengatakan bahwa pertumbuhan yang berkelanjutan dan menguntungkanlah yang harus perusahaan capai. Untuk mencapai hal tersebut, Perusahaan perlu meningkatkan total pasar potensial (TAM) untuk memperluas basis konsumen Perseroan.
Pada kuartal II 2023, GOTO telah berhasil menumbuhkan dan mempertahankan kelompok pengguna setianya hingga kelompok tersebut berkontribusi 75% dari total GTV GOTO, khususnya di kota-kota besar. Nilai transaksi per konsumen pun meningkat 42% YoY.
Sejalan dengan perbaikan profitabilitas, GOTO mengembangkan area pertumbuhan baru ke kelompok pengguna yang lebih sadar harga, khususnya di luar kota besar. Hal ini dilakukan melalui inovasi produk yang struktur biayanya lebih rendah hingga konsumen dapat menjangkau layanan tanpa perusahaan meningkatkan biaya untuk promo dan insentif.
Keseriusan GOTO dalam memperluas basis konsumen terlihat dari beberapa inisiatif baru di sejumlah unit bisnis. Di Gojek ada program Fitur Hemat untuk GoCar dan GoFood serta GoTransit Multimoda. Sementara itu, Tokopedia menurunkan biaya logistik melalui GoTo Logistic dan menambah jumlah barang dengan harga yang lebih terjangkau.
Sedangkan untuk GoTo Financial menggunakan senjata GoPay App yang baru saja diluncurkan pada bulan lalu. Melalui aplikasi ini, GoPay ingin menjangkau konsumen di kota tier 2 dan tier 3 yang belum terjangkau oleh sistem keuangan formal.
Piter Abdullah, Ekonom Segara Institute, mengatakan ini adalah strategi bisnis yang tepat untuk GOTO karena saat ini mereka sudah mempunyai konsumen setia yang akan tetap menggunakan layanan mereka karena kenyamanannya.
"Namun, tidak bisa dipungkiri ada kelompok masyarakat yang masih sangat sensitif terhadap harga, sehingga penyediaan layanan yang lebih terjangkau akan membantu GOTO memperluas pangsa pasarnya. Pembedanya GOTO dengan kompetitor adalah mereka melakukannya dengan inovasi produk, bukan subsidi harga alias bakar uang," ujar Piter Abdullah, ketika dihubungi secara terpisah.
Selain untuk memperbesar pangsa pasar, kata Piter, inovasi fitur mode Hemat juga sebagai win win solution. Para mitra tidak berkurang jumlah pesanannya dan publik tetap bisa mengandalkan aplikasi di dalam ekosistem GOTO untuk pemenuhan kebutuhan sehari hari.
"Sementara itu, GOTO sebagai pemilik platform, bisa memperbaiki fundamentalnya sehingga mampu menjaga konsistensi sebagai penggerak ekonomi digital di tanah air. Dan paling penting, publik bisa menilai GOTO punya visi yang jelas dalam mengakselerasi profit," kata Piter.
[Redaktur: Amanda Zubehor]