KONSUMEN.net | PT PLN (Persero) meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Jawa Timur (Jatim), khususnya di wilayah Surabaya dan Sidoarjo.
Hal tersebut tercermin melalui penambahan dua penghantar pada Gardu Induk (GI) Sidoarjo dengan nilai investasi sebesar Rp 11,7 miliar.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
Selain memperkuat sistem kelistrikan, pembangunan infrastruktur kelistrikan ini juga akan mendukung operasional Kawasan Industri Sidoarjo (KIS).
Penambahan dua penghantar ini akan meningkatkan keandalan pasokan listrik ke kawasan industri Sidoarjo guna mendukung geliat manufaktur daerah. Saat ini, suplai PLN ke KIS kurang lebih sebesar 10 MW.
General Manager Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Timur & Bali (UIT JBM), Didik F. Dakhlan menjelaskan GI Sidoarjo yang menyuplai listrik untuk daerah Sidoarjo, Porong dan Surabaya ini dapat menyalurkan daya sebesar 83 megawatt (MW) melalui Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Pembangunan penghantar ini nantinya untuk cadangan apabila adanya gangguan di Porong atau Sidoarjo. “Hadirnya penghantar baru ini, sangat berdampak pada keandalan sistem pastinya. Sehingga PLN dapat meminimalisir pemadaman ke pelanggan dari jaringan SUTT,” ujarnya.
Adapun pekerjaan proyek sudah berlangsung sejak Selasa (7/6) dan diperkirakan akan beroperasi ( energize) pada akhir Juni. Penambahan penghantar ini ditujukan untuk mengurangi beban yang terdapat di GI Waru, mengingat GI ini nantinya akan dikembangkan menjadi Gas Insulated Substation Tegangan Ekstra Tinggi (GISTET) 500 kV.
Didik menuturkan dengan pembangunan penghantar di GI Sidoarjo nantinya akan menyatukan penyaluran dari pembangkit di Gresik dan Grati.
“Kami akan terus berupaya untuk meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di Jawa Timur dan sekitarnya. Penambahan IBT (Interbus Transformer) di Krian pun akan selesai pada bulan ini,” tambahnya. [JP]