PPPKI. id | Djony Saksono merupakan salah satu tokoh kunci di industri tembakau dan rokok nasional.
Sebagai pengingat, industri itu memang masih dikuasai oleh beberapa pemain besar, seperti HM Sampoerna (HMSP), Gudang Garam (GGRM), Grup Bentoel, dan Djarum.
Baca Juga:
Dulu Gelandangan Kini Berharta Rp 45,6 Triliun, Begini Ceritanya
Akan tetapi, Djony melalui emiten kecil miliknya fokus melakukan ekspansi bisnis di sektor yang relatif berbeda dengan kompetitor lain.
PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) milik Djonny, yang berkantor pusat di Malang ini, fokus memproduksi tembakau iris dalam kemasan (tembakau linting) atau dalam istilah internasional dikenal sebagai roll your own tobacco product.
Tidak seperti bos rokok lain yang memiliki gurita grup bisnis raksasa, seperti Djarum yang bahkan mengendalikan emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia, Djonny tidak diketahui memiliki perusahaan publik lain yang terdaftar di pasar modal selain ITIC.
Baca Juga:
Melesat 11,2 Persen, Simpanan Nasabah Kaya Nyaris Rp 4.000 Triliun
ITIC sendiri merupakan emiten yang relatif baru menjadi perusahaan publik, setelah resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 4 Juli 2019 dengan melepas 29,13% kepemilikan saham kepada masyarakat di harga Rp 219 per saham dan berhasil mengumpulkan dana IPO Rp 60,02 miliar.
Sebelum IPO, Djonny diketahui memiliki 90,10% saham ITIC yang dimiliki secara langsung.
Selain itu Djonny juga memiliki saham tidak langsung melalui PT Anugerah Investindo Nusantara (AIN) yang sebelum IPO menguasai 9,90% sisanya.