“Dari yang sebelumnya pembangkit-pembangkit berbasis fosil, akan menjadi berbasis energi baru terbarukan yang akan mampu memberdayakan masyarakat sekitar,” tegasnya.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka menjelaskan melalui PLTSa ini, Pemkot Surakarta mampu mengolah 545 ton sampah per hari untuk didistribusikan ke PLTSa ini.
Baca Juga:
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
Dengan menggunakan incinerator, energi panas yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah tersebut untuk menggerakan generator yang kemudian menghasilkan listrik.
Pemkot Solo juga memastikan dukungannya untuk mempercepat selesainya PLTSa ini dari sisi pengadaan lahan.
“Kami memberikan dukungan penuh dari sisi pengadaan lahan sehingga proyek ini bisa segera selesai. Sebab, PLTSa ini juga menjadi pilot project Pemkot agar juga bisa menciptakan lingkungan yang sehat khususnya di wilayah kota Surakarta,” ujar Gibran.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Tak hanya itu, keberadaan proyek ini juga turut mencetak lapangan kerja bagi warga sekitar. Pasalnya, dalam pembangunan konstruksi PLTSa terbesar di Jawa Tengah (Jateng) ini pengerjaannya melibatkan 100 persen tenaga kerja lokal. [JP]