Selain Rupang, sejumlah tokoh lain juga turut mengkritik proyek pemindahan IKN. Salah satunya dilayangkan oleh Ekonom Faisal Basri. Faisal menilai, ibu kota baru di Penajam Paser Utara ibarat 'surga' yang dikelilingi 'neraka'.
Pengibaratan itu, kata dia, dibuat karena lokasi IKN dikelilingi oleh berbagai tambang migas batu bara, gas, dan kilang minyak. Selain itu, ibu kota baru juga dikelilingi kebun sawit yang terkenal merusak zat hara tanah.
Baca Juga:
Interkoneksi Jalan di Kawasan Otorita IKN Terus Dilanjutkan, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Rencana Pembangunan Tol Samarinda–Bontang Tahun 2028
"Ini unik, dia (pemerintah) bikin green city, smart city, tapi di sekelilingnya lain sama sekali. Jadi surga yang dikelilingi oleh neraka. Lama-lama surganya bisa panas juga," ujar dia.
Menanggapi kritik itu, Ketua Tim Komunikasi IKN Sidik Pramono mengklaim pemerintah membangun Nusantara sebagai kota berkelanjutan. Dia menyebut IKN Nusantara akan mengusung platform nol emisi karbon, ekonomi hijau, ekonomi sirkular, dan habitat berkelanjutan.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menargetkan status ibu kota negara (IKN) dari DKI Jakarta akan dipindah ke Kalimantan Timur pada semester I 2024.
Baca Juga:
Longsor di Samarinda: 2 Tewas, 2 Hilang
Namun, pemindahan IKN ini menuai banyak kritik. Mulai dari proses pembuatan UU IKN, permasalahan lingkungan, anggaran, hingga desain istana negara. [tum]