Alperklinas.WahanaNews.co | Hamparan panel surya di atas bukit tersaji saat pertama kali menginjakkan kaki.
Sebanyak 1.102 panel surya berkapasitas 530 kilo watt peak (kWp) menyelimuti area perbukitan seluas 7.500 meter persegi.
Baca Juga:
Layanan SuperSUN PLN, Inovasi Listrik Bersih 24 Jam, Dukung Kemajuan Masyarakat Kepulauan di Sulawesi Selatan
Ditopang 590 buah baterai, 27 unit solar inverter dan 5 unit bidirectonal inverter, PLTS ini mampu melistriki 467 pelanggan dari empat jenis, yaitu rumah tangga (R1 dan R2), binis (B1) dan sosial (S1).
Kehadiran ladang panel surya ini dirasakan betul oleh masyarakat setempat. Haji Basgun (51 Tahun) menceritakan kondisi Pulau Messah sebelum adanya aliran setrum listrik dari tenaga matahari. "Kami harus cari ke Labuan Bajo untuk cari tempat penyimpanan es (cold storage). Kita butuh uang lagi sekitar 200 ribu untuk solar, belum termasuk harga es. Manfaat listrik surya ini luar biasa, saya rasakan sendiri," ungkap Basgun yang berprofesi sebagai nelayan, Selasa (21/6).
Tak hanya itu, pria beranak empat tersebut mengungkapkan bagaimana anak-anak Pulau Messah memanfaatkan lentera sebagai media belajar di malam hari hari sebelum adanya PLTS Messah. "Anak-anak pakai lentera atau genset, tapi tidak sampai larut malam. Mereka mau belajar sampai jam 10 - 11 tidak bisa," kenang Basgun.
Baca Juga:
Energi Surya Jadi Sumber Cahaya Bagi Kehidupan Masyarakat Desa Tepian
Perangkat teknologi komunikasi juga mulai banyak dimanfaatkan sebagai media telekomunikasi semenjak dibangunnya PLTS Messah oleh PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). "Dulu hampir tidak ada orang punya hand phone karena susah kalau mati baterai, sekarang anak tujuh tahun saja sudah punya hand phone. Sekarang kami merasa hidup seperti di kota," ungkap Basgun.
Jauh sebelum adanya aliran listrik, Pulau Mesa digambarkan sebagai pulau mati oleh Basgun. "Dulu seperti pulau mati, gelap, banyak kejahatan. Alhamdulillah sekarang di setiap lorong susah melalukan kejahatan pencurian karena sudah terang. Terasa banget manfaat PLTS Messah ini," cerita Basgun.
Senada dengan Basgun, Jukri (52 tahun) menuturkan masyarakat harus rela patungan membeli listrik dari perusahaan swasta untuk menyewa mesin diesel. "Masyarakat barengan sewa mesin diesel untuk 10 - 20 rumah. Bayar 10 - 15 ribu per malam. Makanya kita senang tidak perlu berbayar lagi dengan adanya PLTS ini," ungkapnya.