Hal tersebut ia tegaskan lantaran merubah perlakuan pandemi menjadi endemi tidak menutup kemungkinan dan tidak menjamin bahwa virus tersebut akan berkurang.
Jepang Juga Sama
Baca Juga:
Kenali Perbedaan Varian Covid EG.5, Delta dan Omicron
Varian Omicron yang lebih rendah penularannya, mudahnya akses vaksin, dan tingkat kematian yang berkurang drastis, membuat Jepang juga menyuarakan untuk memperlakukan virus Covid-19 layaknya endemik seperti flu pada umumnya.
Hal ini bahkan diperkuat oleh tokoh masyarakat seperti mantan Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe yang mendukung untuk menurunkan status hukum virus di Jepang. Perubahan tersebut dinilai akan memperluas akses perawatan kesehatan bagi pasien, dan secara efektif menjadikan perlakuan virus tidak berbeda dengan flu.
Selain Jepang, sebelumnya Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, juga meminta Eropa untuk memperlakukan dan membiasakan virus covid-19 ke kehidupan sehari-hari menjadi endemi.
Baca Juga:
Muncul Varian Covid-19 di Denmark dan Inggris, Masyarakat Diminta Waspada
Negara matahari terbit ini menjadi negara yang paling dominan untuk mendukung perlakuan tersebut di Asia lantaran pemerintahnya yang sejak awal tidak pernah menerapkan lockdown karena konstitusi yang tidak memasukkan hak tindakan darurat selama pandemi. Bahkan banyak permintaan bisnis di Jepang yang meminta kebijakan membatasi jam buka atau memerlukan vaksinasi diabaikan begitu saja.
Perdana Menteri Jepang saat ini, Fumio Kishida, mengatakan bahwa kebijakan ini hanya akan berlaku jika vaksinasi dan obat terbukti dapat mengurangi penularan dan menambah angka kesembuhan.
"Karena rawat inap adalah perawatan utama, beban institusi medis dan pusat kesehatan menjadi berat. Kita perlu berhati-hati dengan omicron, tetapi jika obat dan vaksin dapat mencegah penyakit menjadi parah, kita bisa memperlakukan Covid seperti influenza musiman," ujarnya dilansir dari Aljazeera, Kamis (20/1/2022).