Namun sebetulnya, jumlah tersebut adalah bagian kecil dari total 8.800 gerai yang dimiliki oleh perusahaan. Pun demikian, perusahaan ingin membendung arus pekerja yang berserikat.
Schultz mengakui menghadapi ketegangan yang luar biasa antara manajemen dengan karyawan, seiring dengan membaiknya bisnis perusahaan.
Baca Juga:
Starbucks Bantah Tutup Kedai di Maroko
Penjualan di gerai milik perusahaan di Amerika Utara yang baru dibuka menunjukkan lonjakan penjualan 12 persen hanya dalam tiga bulan yang berakhir 3 April 2022 lalu. Pendapatan ikut meroket 17 persen di wilayah itu. [tum]