Tak hanya TBS sawit yang anjlok, minyak sawit mentah (CPO) juga mengalami penurunan. Padahal, Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Keanggotaan Apkasindo Kalteng Hatir Sata Tarigan menyebutkan harga CPO sebenarnya sedang menjulang tinggi.
Saat ini, harga CPO di Malaysia dibanderol Rp5.300 per Kg. Namun di Indonesia, harganya Rp 1.800 per Kg.
Baca Juga:
DJP Kalbar Fokus Maksimalkan Penerimaan Pajak Sektor Perkebunan untuk Meningkatkan Pendapatan Negara
"Ini sungguh ironis, di saat rakyat kita harusnya mencapai kesejahteraan itu, petani sawit justru menderita dengan harga jual TBS sawit yang anjlok," katanya dilansir Antara, Rabu (15/6).
Lain halnya dengan kondisi di Mukomuko, Bengkulu. Di sana, harga TBS sawit turun hingga Rp200 per Kg pada Selasa (14/6) karena terbatasnya penjualan CPO dari Bengkulu. Data itu didapat Kepala Bidang Perkebunan Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Meri Marlina dari 10 pabrik.
Tim perumus harga komoditas perkebunan kelapa sawit menetapkan harga jual TBS sawit tingkat pabrik tertinggi di level Rp3.200 per Kg, sedangkan yang terendah Rp2.400 per Kg.
Baca Juga:
Pemprov Kaltim Bangun Pabrik Minyak Goreng Skala Kecil untuk Warga Setempat
Namun, beberapa dijual lebih rendah dari harga tersebut. Yakni, Rp1.370 per Kg dari Rp1.500 per Kg di PT Daria Dharma Pratama. Diikuti di PT Usaha Sawit Mandiri turun dari Rp1.480 per Kg menjadi Rp1.280 per Kg, serta Rp1.350 di PT Bumi Mentari Karya dari sebelumnya Rp1.500.
Sementara di Riau, harga TBS sawit periode 15-21 Juni 2022 tercatat Rp2.726,70 per Kg, naik tipis dari pekan sebelumnya, yaitu Rp2.720,66 per Kg.
Selain harga TBS yang anjlok, petani juga meminta pemerintah untuk kompos pengganti pupuk harganya naik hingga 300 persen. Lalu, petani meminta pemerintah tidak hanya mengurus masalah minyak goreng yang bisa ditangani dengan subsidi lewat Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).