Lalu, ekspor RI ke AS turun menjadi US$2,05 miliar pada Mei 2022. Saat itu, AS menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar ketiga, turun satu peringkat dari bulan sebelumnya.
Tak berlangsung lama, ekspor nonmigas RI ke AS kembali naik menjadi US$2,46 miliar pada Juni 2022. Namun, AS tetap menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar ketiga.
Baca Juga:
Sri Mulyani Tekankan Sinergi Kemenkeu-Kejaksaan Agung untuk Dukung Cita-Cita Indonesia menjadi Negara Maju
Posisi pertama ditempati oleh China dengan nilai ekspor nonmigas sebesar US$5,09 miliar. Diikuti oleh India dengan nilai ekspor sebesar US$2,53 miliar.
Secara keseluruhan, ekspor RI naik 40,68 persen dari US$18,55 miliar menjadi US$26,09 miliar pada Juni 2022.
Jika dirinci, ekspor migas naik 23 persen menjadi US$1,53 miliar, pertanian dan perikanan naik 11,69 persen menjadi US$360 juta, industri pengolahan naik 29 persen menjadi US$18,27 miliar, dan pertambangan naik 103 persen menjadi US$5,93 miliar.
Baca Juga:
Sri Mulyani: IsDB Perlu Siapkan Kerangka Strategis Baru yang Adaptif
Sementara, nilai impor RI naik 21 persen dari US$17,22 miliar menjadi US$21 miliar per Juni 2022. Impor itu terdiri dari konsumsi US$1,7 miliar, bahan baku US$16,23 miliar, dan barang modal US$3,08 miliar.
Bila ekspor dan impor dihitung, maka neraca perdagangan barang RI masih surplus US$5,09 miliar pada Juni 2022. [tum]