Karenanya, ia mengaku masih menahan harga BBM subsidi meskipun harga minyak mentah dunia sudah melambung tinggi. Caranya, dengan memilih opsi menambah anggaran subsidi energi.
Menurut Jokowi, dengan harga minyak mentah dunia saat ini, harga keekonomian Pertalite di kisaran Rp17.100 per liter. Tetapi faktanya, Indonesia masih menjual Pertalite Rp7.650 per liter.
Baca Juga:
680 Liter Pertalite Diamankan, Sat Reskrim Polres Subulussalam Tangkap Seorang Pria Diduga Lakukan Penyalahgunaan BBM
Begitu pula dengan Solar, yang harga keekonomiannya saat ini di kisaran Rp19 ribu per liter, namun masih dijual Rp5.150 per liter oleh Pertamina.
Sementara negara lain di dunia sudah mengerek harga Pertalite menjadi Rp17 ribu per liter. Bahkan, ada yang membanderol harga di kisaran Rp31 ribu per liter.
Tak cuma Pertalite dan Solar, Pertamax pun harganya masih disubsidi sehingga hanya dijual Rp12.500 per liter. Padahal, harga keekonomiannya Rp17.300 per liter.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Tindak Tegas SPBU Nakal
Keputusan yang diambil pemerintah untuk mempertahankan harga ini lah yang membuat anggaran subsidi membengkak menjadi Rp502,4 triliun dari sebelumnya Rp170 triliun.
"Itu ada plus minusnya atau daya beli masyarakat menjadi turun atau lari lagi ke growth kita menjadi turun juga karena konsumsi rakyat menurun. Ini pilihan-pilihan. Memang sekali lagi dunia dalam keadaan sulit dan kita pun berada dalam posisi itu. Kita hanya memiliki keuntungan harga komoditas," pungkasnya. [tum]