Pengumuman itu memang tak menyebutkan secara jelas alasan warga diminta menyetok bahan pangan. Hanya ada frasa keadaan darurat.
"Keluarga (diminta) menyimpan sejumlah kebutuhan harian yang diperlukan guna memenuhi kehidupan sehari-hari dan keadaan darurat," tulis Kementerian Perdagangan China.
Baca Juga:
Stok Beras Dipastikan Aman, Bulog Sumut Minta Masyarakat Jangan Panic Buying
Dalam perintah itu pula tak menyebut mengenai kekhawatiran kekurangan pangan. Kemendag China tak menyatakan permintaan ini lantaran khawatir lockdown menyebabkan rantai pasokan pangan terputus.
Beberapa kota termasuk di Tianjin menjual harga sayuran musim dingin dengan harga yang lebih murah dibanding harga di supermarket.
Panic Buying ternyata disebut tak hanya terjadi hari ini. Sebagian besar dipicu oleh infeksi Covid-19 yang tengah melonjak di China.
Baca Juga:
Polres Natuna Laksanakan Monitoring di Sejumlah SPBU di Ranai
Melonjaknya kasus harian di China, salah satunya disebabkan klaster wisatawan yang teridentifikasi pertengahan Oktober lalu.
Kemarin, Selasa (3/11), kasus harian Covid-19 di China bertambah 71 kasus. Di hari sebelumnya angka harian tercatat 92 kasus.
Hingga kini, secara kumulatif kasus Covid-19 di China mencapai 97.243 dengan 4.636 kematian. [As]