Pengaruh BMD dalam naik turunnya harga sawit dunia sampai saat ini bukanlah tanpa alasan, sebab Malaysia sebelumnya merupakan negara penghasil CPO terbesar dunia.
Bahkan, melansir laman resmi BMD, mereka sudah melakukan perdagangan komoditas CPO sejak Oktober 1980.
Baca Juga:
Joint Mission Indonesia-Malaysia Temui Pejabat Kunci Uni Eropa Terkait Diskriminasi Sawit
Jadi, tak perlu heran juga dengan penetapan harga minyak sawit global yang menggunakan mata uang Ringgit Malaysia (RM) dan Dolar Amerika Serikat (USD).
Banyak pemilik kebun sawit di Indonesia yang berasal dari Malaysia
Bukan sesuatu yang mengejutkan, banyak perkebunan kelapa sawit di Indonesia yang dimiliki perusahaan asal Malaysia dan Singapura.
Baca Juga:
Program PSR PTPN V Bantu Petani Sawit Tingkatkan Produktivitas
Dalam catatan Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) selama 2015 hingga Maret 2021, investasi atau penanaman modal asing (PMA) di sektor pertanian masih didominasi oleh perkebunan sawit.
Adapun, realisasi PMA untuk perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada periode tersebut mencapai USD 9,5 miliar atau setara 5,2 persen dari nilai totalnya.
Lebih rinci lagi, angka investasi asing di Tanah Air tersebut berasal dari Singapura (53,7 persen) dan Malaysia (15,8 persen). [tum]