Jika memang gangguan pasokan itu terjadi, tentunya akan juga berdampak kepada Indonesia yang saat ini adalah sebagai negara net importir atau pengimpor minyak. Yang menurut data SKK Migas, Indonesia tercatat mengimpor minyak sebanyak 500 ribu barel.
"Mengingat ketergantungan BBM sangat besar, Indonesia berpotensi terjadi krisis energi di tengah kelangkaan pasokan dan harga sangat mahal," ungkap Pengamat Energi dan Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Fahmy Radhi kepada CNBC Indonesia, Jumat (4/3/2022).
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Fahmy mengatakan, fluktuasi harga minyak dunia uncomfortable by Pemerintah. Oleh karena itu, langkah controllable yang bisa dilakukan satu-satunya dengan meningkatkan lifting Migas. Yang mana pemerintah saat ini memiliki target 1 juta barrel minyak per hari.
Selain itu, pemerintah juga harus mempercepat pembangunan kilang untuk mengurangi ketergantungan impor pasokan minyak mentah dan BBM impor.
"Sebagai net importer ketergantungan terhadap crude dan BBM impor sangat tinggi. Solusinya adalah mengurangi ketergantungan dengan meningkatkan produksi crude dan BBM," tandas Fahmy. [tum]