Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro memproyeksi harga pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Angka itu masih di bawah harga keekonomian yang sekitar Rp15 ribu per liter sampai Rp17 ribu per liter.
"Pertalite tentu harus di bawah pertamax juga yang Rp12.500 per liter, jadi Rp10 ribu oke lah," ucap Komaidi.
Baca Juga:
Layanan SPBU Signature Pertamina, Cek Kelebihannya
Angka Rp10 ribu untuk pertalite, kata Komaidi, juga masih di bawah harga BP yang tembus Rp15 ribu per liter.
Namun, Komaidi mengatakan pemerintah juga bisa menggunakan harga pertalite menjadi dua jenis. Motor tetap harga sekarang sebesar Rp7.650 per liter, sedangkan mobil naik menjadi Rp10 ribu per liter.
"Kenapa begitu? karena kan sedang pemulihan ekonomi. Kalau naik semua nanti ekonomi kontraksi," ujar Komaidi.
Baca Juga:
SPBU VIVO Sepakat Stok BBM Dipasok dari Pertamina
Sementara, ia memproyeksi harga solar berpotensi naik dari Rp5.150 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Angka itu masih di bawah harga keekonomian yang mencapai Rp17 ribu-Rp18 ribu per liter.
Senada, Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan memproyeksi harga pertalite naik menjadi Rp10 ribu per liter. Namun, untuk solar hanya meningkat menjadi Rp8.500 per liter.
Tak hanya dua itu, Mamit memprediksi harga pertamax juga naik menjadi Rp16 ribu per liter. Hal itu dilakukan agar selisih pertamax dan pertalite tidak terlalu tipis. [tum]