Menurut Christoph Schwerdtfeger, Manajer Pengembangan Perangkat Lunak di Amazon, sistem AI tiga kali lebih baik daripada pekerja manusia dalam mengidentifikasi item yang rusak.
Inspeksi AI terjadi selama tahap pengambilan dan pengemasan dari proses gudang. Saat item dipilih dan dimasukkan ke dalam kotak untuk dipesan, item tersebut melalui stasiun pencitraan tempat item tersebut diperiksa keakuratannya.
Baca Juga:
Kemendikdasmen Siapkan Generasi Emas Lewat Pelajaran AI dan Coding di SD
Sekarang, dengan AI, stasiun pencitraan ini juga memeriksa item untuk kerusakan apa pun. Jika suatu barang ditandai sebagai rusak, pekerja manusia akan melihat lebih dekat. Saat barang tampak tidak rusak, mala akan dilanjutkan ke tahap pengemasan dan kemudian dikirim ke pelanggan.
Untuk melatih AI, Amazon menggunakan kumpulan gambar yang menunjukkan item yang tidak rusak maupun rusak. Dengan membandingkan gambar-gambar ini, sistem AI belajar mengenali perbedaan antara item dalam kondisi sempurna dan item yang cacat. Ini membantu sistem AI menandai item yang tidak sempurna selama proses pemeriksaan.[zbr]