Erwin menjelaskan ekspektasi konsumen yang terjaga pada masa mendatang berpotensi mempengaruhi perkembangan konsumsi rumah tangga, perkembangan investasi, meningkatnya produktivitas dan daya saing, serta membuka peluang mendorong pertumbuhan ekonomi Bali.
“Hal ini tetap perlu diiringi dengan sejumlah langkah untuk menjaga daya beli masyarakat,” ucapnya.
Baca Juga:
Pemprov DKI Jakarta Sediakan 1.161 Kursi Tambahan untuk Program Mudik Gratis Gelombang Kedua
Untuk itu, pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Bali melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) akan mengawal stabilitas pasokan dan harga komoditas guna menjaga tingkat inflasi Provinsi Bali terjaga.
Adapun target inflasi di Bali berada pada rentang 2,5 persen plus minus satu persen.
Upaya lainnya, kata dia, membuat ekosistem pangan terintegrasi untuk menjaga daya beli petani dengan melibatkan BUMD sebagai pembeli.
Baca Juga:
Gubernur Kalsel Apresiasi Kinerja Bank Kalsel 2024, Dividen Naik 18 Persen
“Itu untuk menjaga stabilitas harga, dengan margin harga di tingkat petani dan konsumen yang lebih berimbang,” katanya.
[Redaktur: Amanda Zubehor]