Itu berbeda dengan persepsi publik bahwa 40-50 persen sampah elektronik didaur ulang, menurut Forum WEEE.
Pekan lalu adalah peringatan Hari Limbah Elektronik Internasional: acara tahunan yang dibuat oleh Forum WEEE untuk meningkatkan kewaspadaan soal sampah elektronik yang semakin meningkat.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Tahun ini, WEEE ingin mendorong daur ulang limbah elektronik rumah tangga, yang sebagian besar tidak terpakai.
"Kami berharap meningkatkan kesadaran di antara warga tentang pentingnya mengembalikan produk elektronik yang tidak lagi berfungsi atau tidak digunakan lagi," kata Pascal Leroy, Direktur Jenderal Forum WEEE.
"Di Eropa, satu dari tujuh peralatan elektronik di rumah tangga berakhir di laci rumah, karena tidak digunakan atau tidak berfungsi," lanjutnya.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
"Di Prancis, lima kilogram produk [elektronik] per orang tidak berfungsi [sementara] 17 kilogram jarang digunakan," tandasnya.
Membuat daur ulang sebagai pilihan yang mudah diakses orang menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan jumlah limbah elektronik yang didaur ulang, kata Pascal.
“Kenyamanan itu penting, yaitu membuat pengembalian produk listrik ke toko atau fasilitas umum menjadi lebih mudah,” imbuhnya.