Perapki.WahanaNews.co | Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat terdapat fenomena lonjakan kasus penyakit gangguan ginjal akut misterius pada kebanyakan anak usia di bawah lima tahun atau Balita.
Lonjakan kasus itu terpantau terjadi dalam dua bulan terakhir, namun untuk kumulatif kasusnya, terhitung 100-an anak mengalami penyakit ini sejak Januari 2022.
Baca Juga:
Rekomendasi Jenis Buah untuk Kesehatan Ginjal
Dokter Spesialis Anak Konsultan Nefrologi Henny Adriani Puspitasari mengatakan pihaknya masih belum bisa mengkonfirmasi penyebabnya.
IDAI menurutnya masih berproses untuk melakukan investigasi terkait tren kasus gangguan ginjal misterius akut pada anak-anak ini.
"Kalau kasus seluruh Indonesia itu cukup banyak ya, mungkin ada sekitar 100 lebih sejak Januari. Namun dalam dua bulan terakhir ada lonjakan kasus gangguan ginjal akut yang lebih banyak dari yang kita biasa temukan ya," kata Henny dalam acara yang disiarkan kanal YouTube IDAI_TV, Senin (10/10).
Baca Juga:
Caleg Bondowoso yang Ingin Jual Ginjal untuk Kampanye Cuma Raih 43 Suara
Henny mengatakan untuk sementara ini IDAI sepakat untuk menggunakan istilah gangguan ginjal akut progresif atipikal pada tren lonjakan kasus misterius pada anak ini lantaran sifatnya yang cepat dan tidak biasa.
Ia mengatakan, sejumlah gejala gangguan ginjal akut adalah produksi urine yang menurun hingga 50 persen. Kemudian bengkak, napas mulai cepat dan dalam, mulai ada gangguan elektrolit, kejang-kejang karena tekanan darah tinggi atau kadar natrium turun drastis, hingga demam pada anak.
"Anak-anak biasanya datang dengan riwayat demam dan diare, itu paling sering. Ada yang disertai dan tidak disertai dengan gejala saluran napas , misalnya batuk dan pilek," kata dia.