Dengan demikian, Henny mewanti-wanti agar para orang tua memantau perkembangan kondisi anaknya, salah satunya yang paling mudah memeriksa jumlah produksi urine anak. Apabila si kecil jarang kencing atau memproduksi urine sedikit dan menunjukkan gejala yang telah disebutkan.
Maka orang tua perlu membawa anak mereka ke fasilitas terdekat guna pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter dan juga mendapatkan penanganan awal agar penyakitnya tidak menjadi semakin parah dan telat tertangani.
Baca Juga:
Rekomendasi Jenis Buah untuk Kesehatan Ginjal
"Gangguan ginjal akut itu kalau terjadi sesuatu yang menyebabkan fungsi ginjal yang tiba-tiba, tahunya dari mana? pipisnya berkurang drastis misalnya. Atau pemeriksaan laboratorium fungsi ginjal, nanti kelihatan bahwa kadar penanda tinggi sekali untuk ginjal, ureum atau kreatinin, biasanya seperti itu," ujar Henny.
IDAI Curiga Faktor Covid-19
Henny mengaku masih belum bisa mengkonfirmasi penyebab penyakit yang kemudian untuk sementara disebut dengan gangguan ginjal akut progresif atipikal ini. IDAI menurutnya masih berproses untuk melakukan investigasi penyebab penyakit ini.
Baca Juga:
Caleg Bondowoso yang Ingin Jual Ginjal untuk Kampanye Cuma Raih 43 Suara
"Kita melihat bahwa sebagian besar anak-anak ini punya bukti terhadap infeksi Covid-19, baik yang saat ini sedang terjadi maupun yang pernah terjadi sebelumnya," kata Henny dalam acara yang disiarkan kanal YouTube IDAI_TV, Senin (10/10).
Henny mengatakan penyakit gangguan ginjal akut progresif atipikal ini mayoritas dilaporkan terjadi pada anak berusia enam tahun.
Sementara anak-anak tersebut belum memiliki antibodi terhadap Covid-19 lantaran belum bisa divaksinasi, atau ada kemungkinan anak-anak sudah memiliki antibodi Covid-19 lewat infeksi alamiah.